Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Penelitian ini dilakukan untuk mendapat kejelasan tentang ketidaksesuaian pendapat di dalam kepustakaan mengenai adanya suatupola dermatoglifi yang khas pada skizofrenia. Juga ingin diketahui apakah pola tersebut dapat dipakai sebagai alat bantu diagnosis skizofrenia maupun sebagai alat skrining untuk mengenal kasus-kasus skizofrenia yang belum manifest. Untuk ini, sebuah studi mengenai pola dermatoglifi telapak tangan telah dilakukan pada 262 pria Indonesia dewasa (70 penderita skizofrenia, 32 penderita psikosis nonskizofrenia dan 160 orang normal). Pola dermatoglifi telapak tangan dibuat dengan bantuan sebuah roler, tinta sidik jari khusus, dan dicetak pada sehelai kertas hvs putih. Hasil cetakan dianalisis dengan sebuah Lup, dan dilakukan pemeriksaan terhadap pola kualitatif dan pola kuantitatif.
Hasil dan Kesimpulan: Dari kelima pola kualitatif yang diteliti hanya datam hal pola interdigital 4 saja terdapat perbedaan bermakna. Frekuensi pola interdigital 4 pada skizofrenia dan psikosis nonskizofrenia Lebih tinggi secara bermakna dari orang normal, dan didapatkan indeks Jouden 22% dan 20% pada tangan kiri dan kanan. Dapat disimpulkan bahwa pola interdigital 4 kurang terpakai sebagai alat bantu diagnosis skizofrenia.
Dari ketujuh pola kuantitatif yang diteliti hanya didapat perbedaan bermakna datam sudut atd total. GoLongan skizofrenia mempunyai sudut atd total rata-rata lebih kecil daripada golongan psikosis nonskizofrenia. Karena perbedaan datam nilai rata-rata dan 'confidence interval' 95% sudut atd total antara ketiga golongan tidak terlalu besar, sudut atd kurang terpakai sebagai pembeda ketiga golongan. Dengan demikian d.isimpulkan bahwa pola dermatoglifi telapak tangan tidak terpakai sebagai alat bantu diagnosis skizofrenia maupun sebagai alat skrining.
Scope and Method of Study: This investigation was done in order to clear up an inconsistency in the medical Literature about the existence of a specific dermatoglyphic pattern in schizophrenic patients. We'd also Like to know whether it can be used either as a diagnostic aid for schizophrenia or as a screening tool to detect schizophrenic cases that haven't fully manifested. A study on the dermatoglyphic pattern was done on 262 adult Indonesian males (70 schizophrenics, 32 non-schizophrenic psychotics and 160 normal subjects). The palmar prints were taken with the aid of a roller and special finger printing ink on a sheet of paper. The prints were analyzed through a Loupe, andthe qualitative and quantitative patterns studied.Findings and Conclusions: Of the five qualitative patterns studied, only the fourth interdigital pattern revealed a significant difference; the pattern is significantly higher in schizophrenics and nonschizophrenic psychotics, compared to normal subjects. The Jouden index are 22% and 20% for the Left and right hand, so it can be concluded that the fourth interdigital pattern can not be used as a diagnostic aid in schizophrenia.Of the 7 quantitative patterns studied, only the total atd angle showed a significant difference. The mean total atd angle of the schizophrenic group was significantly less than that of the nonschizophrenic psychotic group. Because the difference in the mean total atd angle and the difference in 95% confidence interval of the total atd angle among the three groups was not so great, it can be concluded also that the total atd angle can not be used to differentiate the three groups.Based on those results, the author concluded that dermatoglyphic pattern can be used neither as a diagnostic aid nor as a screening tool in detecting schizophrenia.