UI - Disertasi Membership :: Kembali

UI - Disertasi Membership :: Kembali

Aktivitas komunikasi dan pembentukan realitas sosial suatu telaah tentang bagaimana kelompok "gay" melalui aktivitas komunikasi mengonstruksikan homoseksualitas sebagai realitas sosial

Arintowati Hartono Handojo; Harsono Suwardi, promotor; Bachtiar Aly, co-promotor (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002)

 Abstrak

ABSTRAK
Homoseksualitas yang sudah ada sejak jaman peradaban manusia dan bersifat universal, merupakan salah satu realitas sosial yang sampai saat ini masih dianggap misterius karena begitu banyak aspek-aspek di dalamnya yang belum terkuak secara tuntas. Sebagai akibatnya, realitas sosial ini mengundang minat para pakar ilmu-ilmu sosial untuk diteliti lebih lanjut secara lebih mendalam. Sebagai suatu realitas social, Homoseksualitas muncul akibat adanya interaksi terus menerus antara manusia (baik sebagai individu ataupun sebagai kelompok) dengan masyarakatnya yang diungkapkan secara sosial melalui berbagai tindakan-tindakan sosial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa homoseksualitas terbentuk dari pengalaman-pengalaman sosial individu, atau karena interaksinya dengan lingkungan.
Proses terbentuknya homoseksualitas sebagai suatu realitas sosial menjadi sangat menarik untuk dikaji, karena melibatkan aspek-aspek sosial yang berhubungan secara dialektis dalam interaksi sosial antara individu dengan masyarakat, sebagaimana yang dikemukakan oleh Berger dan Luckman. Di satu pihak individu dengan pradisposisi pribadi yang mempengaruhi pandangan, nilai, sikap dan perilakunya terhadap homoseksualitas, sedangkan di pihak lain masyarakat sebagai produk manusia akan ?memaksa? individu tunduk pada nilai-nilai dan norma-norma bersama. Pradisposisi pribadi sendiri merupakan hasil interaksi antara unsur-unsur simbolis yakni: mind, self dan society sebagaimana yang dikemukakan oleh Mead dan Blumer dalam teori interaksionisme simboliknya. Masalah terlihat semakin kompleks sekaligus makin lebih menarik lagi, ketika Adoni dan Mane memasukkan unsur media sebagai unsur yang sangat berperan dalam proses pembentukan realitas sosial.
Keseluruhan unsur dalam interaksi sosial yang demikian kompleks dalam mengonstruksikan realitas tersebut, telah demikian mengundang minat penulis untuk mengangkatnya sebagai permasalahan pokok dalam penelitian ini, yakni: pertama, bagaimana sebenamya proses terbentuknya realitas homoseksualitas pada kelompok ?gay? sebagai kelompok pelaku; kedua, faktor dominan apa saja yang mempengaruhi konstruksi realitas sosial homoseksualitas pada kelompok `gay' tersebut; ketiga, bagaimana peran dan apakah `kekuatan' media yang digunakan oleh kelompok `gay' dalam melakukan aktivitas komunikasi bisa mempengaruhi konstruksi realitas sosial tersebut.
Penelitian lapangan yang keseluruhannya dilaksanakan di Jakarta berhasil mengumpulkan 10 orang informan sebagai mitra peneliti dengan cara `bola salju' (snowballing). Kesepuluh mitra peneliti tersebut semuanya gay dan telah mewakili kelima kategori `gay' yang ada secara tidak proporsional dalam jumlah, yakni `gay' murni, tidak murni, transeksual, transvestit dan biseksual. Data yang dibutuhkan diperoleh melalui pengamatan terlibat dan wawancara mendalam, dengan menggunakan pedoman wawancara tidak berstruktur yang relatif hanya digunakan sebagai `treatment' untuk menggali data.
Paradigma Konstruktivisme telah ditetapkan sebagai paradigma landasan yang menurut peneliti paling tepat untuk menganalisis temuan-temuan tentang proses pembentukan realitas sosial. Sebagaimana diketahui, dasar keyakinan paradigma ini secara ontologi adalah relativisme, dimana realitas adalah sesuatu yang terdiri dari banyak bagian dan berada dalam pikiran-pikiran manusia. Relativisme adalah kunci untuk keterbukaan dan keberlangsungan konstruksi-konstruksi yang lebih canggih. Sedangkan secara epistemology, konstruktivisme mengambil sisi subyektivitas dalam arti peneliti dan yang diteliti dilebur ke dalam suatu entitas tunggal, sehingga penemuan secara keseluruhan merupakan ciptaan dari proses interaksi antara keduanya. Kemudian secara metodologi yakni heurmenetik/ dialektik, dimana konstruksi-konstruksi individual diperoleh dan disaring secara heurmenetik serta dibandingkan atau dibedakan secara dialektik, dengan tujuan untuk mengembangkan satu konstruksi dalam mana terdapat konsensus yang substansial.
Dengan menggunakan paradigma konstruktivisme sebagai paradigma landasan, maka analisis dalam disertasi ini bersifat kualitatif dan prosesual.
Unit analisanya adalah action yakni aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh para `gay', sedangkan unit pengamatannya adalah kelompok `gay' itu sendiri dengan mitra peneliti kunci yang ditetapkan dan dilihat sebagai agenagen yang signifikan. Dengan demikian unit analisis dalam penelitian ini lebih didasarkan pada tindakan-tindakan dan keterwakilan individu-individu, yang dianggap memahami permasalahan penelitian. Oleh karena itulah maka dalam penelitian dengan perspektif semacam ini, otentisitas dan refleksivitas lebih diutamakan. Temuan-temuannya merupakan refleksi yang otentik dari realitas yang dihayati oleh pelaku.
Beberapa hasil penelitian yang cukup menarik dalam disertasi ini antara lain adalah:
1. Bahwa realitas mengenai homoseksualitas di kalangan kelompok `gay' bukanlah realitas yang statis, melainkan merupakan sesuatu yang dinamis dan dialektis. Interaksi di antara mereka menghasilkan proses intersubyektivitas yang kemudian menginterpretasikan kembali realitas obyektif yang sebetulnya telah diintemalisasi pada waktu mereka masih kecil atau remaja. Awalnya homoseksualitas dipahami sebagai aib dan terlarang sebagaimana tercermin dalam nilai-nilai agama, keluarga ataupun sekolah. Namun kemudian, interaksi telah membuat realitas tersebut disesuaikan secara timbal balik di dalam mana terjadi negosiasi, kerjasama atau bahkan konflik. Melalui interaksi dengan teman-teman sesama `gay', mereka dapat melakukan eksternalisasi dengan me-reinterpretasikan sebagian realitas obyektif yang tadinya kurang menguntungkan bagi mereka.
Jadi walaupun dalam proses pengonstruksiannya sama antara kelompok `gay' sebagai pelaku dengan masyarakat non `gay', yakni melalui interaksi sosial yang bersifat dialektis secara terus menerus, namun homoseksualitas telah dikonstruksikan dan dilihat secara berbeda, dalam arti apa yang dipahami sebagai homoseksualitas oleh kelompok `gay' tidak sama dengan apa yang dipahami oleh kelompok non `gay';
2. Bahwa lepas dari upaya resistensi kelompok `gay' terhadap labeling mereka sebagai menyimpang (devian), kelompok ini tetap terjebak dengan proses pendalaman diferensiasi antara `yang normal' dan `tidak normal'. Interaksi yang berlebihan di antara mereka, pandangan in dan out group yang semakin dalam, serta menguatnya identitas kelompok justru semakin mendorong kelompok `gay' menerima labeling yang diberikan oleh masyarakat di luar mereka. Dengan kata lain, eksternalisasi yang diiakukan oleh kelompok `gay' sesungguhnya memiliki pola yang sama dengan realitas obyektif yang dieksternalisasi masyarakat umum, yakni "normal' dan "tidak normal".
3. Bahwa media massa bukan faktor eksternal yang determinan dalam menentukan realitas obyektif di kelompok `gay'. Media massa cenderung menjadi bahan interpretasi atau bahkan titik tolak resistensi. Realitas media yang mereka anggap cenderung memojokkan mereka dipahami sebagai realitas yang ideologis, yang tidak melihat kelompok `gay' secara obyektif. Walaupun media massa diakui memiliki pengaruh yang besar, namun media-media tersebut dianggap tidak cukup mampu merefleksikan homoseksualitas secara utuh.
4. Bahwa kelompok `gay' cenderung memiliki kohesivitas yang tinggi, meski tidak dilandasi oleh struktur organisasi yang formal. Sekali lagi, posisi kelompok `gay' yang minor serta intensitas komunikasi interpersonal menjadi salah satu kondisi yang membangun kohesitas internal mereka.
5. Bahwa keberadaan penyakit HIV/AIDS ternyata tidak terlalu mempengaruhi persepsi mereka terhadap realitas sosial homoseksualitas. Keberadaan penyakit tersebut hanya mampu membuat kelompok `gay' lebih waspada dan lebih selektif dalam memilih pasangan, namun tidak membuat mereka berkeinginan untuk mengubah perilaku dan orientasi seksualnya.
6. Bahwa walaupun sebagai kelompok kesadaran total manusia mengenai realitas yang diperoleh indera memiliki basis yang sama, namun belum tentu ia akan memberikan tanggapan atau mempersepsikan hal yang sama pula terhadap homoseksualitas sebagai suatu realitas sosial. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan antara kelompok `gay' sebagai pelaku dengan kelompok non `gay' mencakup karakteristik, sikap, gaya hidup, selera dan perilaku seksualnya. Dalam proses interaksi sosial pada kelompok `gay', unsur self dalam hal ini sisi I nya terlihat paling mengemuka dibandingkan unsur `mind' dan `society';
Secara keseluruhan dari hasil studi yang oleh penulis dinilai telah cukup menjawab pertanyaan pokok penelitian, dapat dikemukakan bahwa ternyata konstruksi kelompok 'gay' sebagai pelaku, berbeda dengan konstruksi kelompok non `gay' berkenaan dengan realitas sosial homoseksualitas. Aktivitas komunikasi utamanya yang menggunakan media massa dalam interaksi mereka, ternyata tidak terlalu ikut mengembangkan perubahan cara berpikir maupun persepsi mereka terhadap homoseksualitas. Unsur kepentingan dan kedekatan mitra peneliti dengan realitas tersebut, telah membentuk hangman realitas yang berbeda.

 File Digital: 1

Shelf
 Aktivitas komunikasi-Full text (D 499).pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Disertasi Membership
No. Panggil : D499
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : rdacontent
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xv, 311 pages + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
D499 07-18-244648946 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 83075
Cover