Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa kawasan konservasi membatasi kegiatan pembangunan daerah, kawasan konservasi dianggap hanya sedikit sekali memberikan manfaat khususnya dalam bentuk uang pada masyarakat dan pemerintah daerah. Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci dituntut untuk terus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk kegiatan pembangunan daerah. Karena itu ia membutuhkan kawasan-kawasan yang produktif. Sementara itu kawasan produktif yang masih luas adalah kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Akibatnya TNKS dianggap sebagai pembatas dan tidak memberikan kontribusi bagi pembangunan Kabupaten Kerinci. Hal ini terjadi karena belum ada data kuantitatif tentang nilai ekonomi dari TNKS sehingga penilaian yang dilakukan bersifat subyektif dan kualitatif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai ekonomi dari kawasan TNKS dilihat dari nilai kemauan membayar (wilingness to pay / WTP) masyarakat Kabupaten Kerinci terhadap TNKS, untuk mengetahui persepsi masyarakat Kabupaten Kerinci terhadap TNKS, merumuskan kebijakan publik untuk pelestarian TNKS dengan memanfaatkan penilaian ekonomi yang telah didapatkan. Penelitian ini menggunakan metode Contingent valuation (CV) dengan mengambil sampel sebanyak 403 responden. Pengambilan sampel dilakukan melalui kombinasi antara stratifikasi dan random sampling. Sedangkan alat analisisnya digunakan statistik dan ekonometrik dengan model probit bertingkat (ordered probit models).
Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemauan membayar (WTP) responden adalah sebesar Rp. 1301,46/orang/bulan. Dengan jumlah populasi masyarakat Kabupaten Kerinci sebanyak 302.809 orang, maka diperoleh nilai ekonomi dari Kawasan TNKS wilayah Kabupaten Kerinci adalah sebesar Rp. 4.729.111.079 pertahun. Karakteristik responden yang secara signifikan mempengaruhi probabilitas nilai WTP adalah total pendapatan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan tentang TNKS. Probabilitas nilai WTP masyarakat untuk pelestarian TNKS diprediksikan sekitar 24,21% akan berada pada Rp. 500 ke bawah, sebanyak 28,37% akan berada di atas Rp. 500 sampai Rp.1000, sebanyak 28,48% akan berada di atas Rp. 1000 sampai Rp. 1500, dan sebanyak 13,26% akan berada di atas Rp. 1500 sampai Rp. 2000, serta yang berada di atas Rp. 2000 adalah sebanyak 5,59%. Dari hasil kuisioner, dapat dilihat bahwa ternyata persepsi masyarakat Kabupaten Kerinci terhadap TNKS sudah cukup tinggi.
Implikasi kebijakan yang perlu dipertimbangkan untuk kelestarian TNKS antara lain adalah dengan meningkatkan kegiatan penyebaran informasi tentang TNKS, meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar Kawasan TNKS, mencari alternatif mekanisme pembiayaan TNKS, memanfaatkan nilai TNKS dan apresiasi masyarakat terhadap TNKS untuk dapat menarik minat pihak luar untuk menanamkan investasinya di Kabupaten Kerinci, dan memasukkan nilai ekonomi Kawasan TNKS dalam perencanaan pembangunan di Kabupaten Kerinci.