Makalah ini menampilkan suatu kajian ekonomis terhadap transmisi nirkabel bagi telepon pedesaan yang dititik beratkan pada Rural Overlay Network (RONET) sebagai telepon 'tetap" (fixed wireless) dibandingkan dengan central lokal kabel (wireline), Public Switched Telepohone Network (PSTN). Makalah ini juga mengangkat masalah pelayanan universal dan menampilkan suatu analisis terhadap wireless yang bisa menjadi pemain yang layak secara ekonomi (viable) di lingkungan pedesaan. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah dengan menggabungkan beberapa bidang yang berbeda dan memperlihatkan bahwa wireless bisa diaplikasikan sebagai penyelenggara pelayanan universal di daerah pedesaan. Selain makalah ini juga membahas beberapa masalah kebijakan yang berhubungan dengan cara terbaik menangani masalah pelayanan universal dan sejauh mana permintaan sosial dapat dipenuhi.
Dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, telah melahirkan suatu lingkungan kompetisi yang selanjutnya mengarah pada perebutan pasar potensial yang berada di daerah urban. Lingkungan kompetisi ini telah mengurangi kewajiban PT. Telkom sebagai perusahaan manopoli dari tanggung jawab terhadap pelayanan universal (KPU) sebagai kompensasi monopolinya. oleh karena itu perlu diupayakan suatu alternatif pengembangan jaringan telekomunikasi di daerah rural sebagai implementasi kewajihan pelayanan universal.
Sesuai dengan kondisi riil dari daerah rural seperti jumlah dan sebaran penduduk, topologi geografis serta kegiatan ekonominya. teknologi wireless merupakan suatu pilihan yang tepat. Selain aspek teknologi yang sesuai, penyelenggaraan telekomunikasi rural agar tetap menarik bagi para investor juga perlu memperhatikan aspek regulasi yang mendukung, skema-skema pembiayaan dan subsidi serta tahap-tahap operasionalnya (dari akses universal ke layanan universal).
Untuk lebih riil-nya pembahasan tentang aplikasi telekamunikasi rural berbasis wireless, makalah ini menampilkan suatu studi kasus di Kec. Lengayang, Kab. Pesisir Selalan, Propinsi Sumatera Barat. Pendekatan yang dilakukan dalam pembahasan studi kasus ini adalah suatu rencana bisnis yang mengemukakan sejumlah skenario seperti skenario investasi, skenario operasional, skenario penetapan harga dan tariff, skenario penetapan subsidi pengembangan, skenario perencanaan bisnis.
This paper presents a study of the economics viability of wireless transport focusing on Rural Overlay Network (RONET) as fixed wireless compared to the wire line local exchange, namely the Public Switched Telephone Network (PSTN). The paper also addresses the issues of universal service and presents an analysis of how wireless may be a viable player in that environment. The paper combines the approaches from several different fields and demonstrates that wireless has applications as a provider of universal services in rural areas. The paper also develops several policy issues as to how best to deal with the issue of universal services and also addresses the issue of how far that social demand should be extended.The regulation No. 36/1999 on Telecommunications and the government regulation No. 5212000 an the telecommunication operation, has emerged a competitive environment which is leading to urban potential market. The competitive environment has decreased the obligation for PT Telkom as monopoly from responsibilities to develop network in rural areas as universal service obligation (USO). An alternative for rural telecommunication development, therefore, is required to implement in fulfilling the universal service obligation.In accordance with the real situation in rural areas such as the number of population, the density, and geographic topologies, as well as economic activities, the wireless technology has fallen to be the right choice to implement. To make rural telecommunication attractive for investors, other aspects to take into consideration besides technology aspect in providing rural services are conducive regulations, financial and subsidy schemes as well as operational steps (for example, fromUniversal Access to Universal Service).For the real descriptions, the paper represent a case study on wireless based telecommunication in Kecamatan Lengayang, Kab. Pesisir Selatan, West Sumatra Province. The approach used in discussing the study case is a business planning which brings out a number of scenarios such as investment, operational, price and tariff selling, and development subsidy allocating as well as business plan scenarios.