Dasyat! Keren! Sangat menyentuh.
Hanya itu yang bisa saya ucapkan ketika 2 tahun lalu saya membaca novel yang banyak mendapat penghargaan kelas dunia ini. Karya perdana Khaled Hosseini (seorang dokter berkebangsaan Afganistan dan tinggal di Amerika) ini benar-benar memberi sentuhan yang luar biasa tentang hubungan antarmanusia (Amir dan Hassan, serta Baba), dan tragedi kehidupan yang seringkali baru dapat ditebus di kemudian hari. Sangat manusiawi. Khaled Hosseini berhasil mengaduk-aduk emosi pembaca melalui karakter tokoh-tokohnya yang sangat kuat. Pesan utama yang ingin disampaikan Khaled adalah bahwa penyesalan memanglah selalu datang terlambat, namun selalu ada kesempatan untuk menebus rasa bersalah.
Bagi yang sudah membaca, pasti setuju bahwa tokoh utama novel ini adalah Amir dan Hassan, karena Khaled memang bercerita seputar hubungan ke dua anak manusia ini. Tapi bagi saya, tokoh Baba lah si pengendali keseluruhan cerita. Kisah Amir dan Hassan semuanya bermuara dari Baba. Demikian juga akhirnya dengan Sohrab. Saya benar-benar ?jatuh cinta? pada kekuatan karakter tokoh Baba di novel ini. Alasannya sangat sentimentil: karakter Baba mirip sekali dengan karakter almarhum Bapak saya tercinta. Bedanya: Baba orang Afganistan, Bapak saya orang Batak ... :)
?Kite Runner? (KR) juga membuat kita melek soal Afganistan dan orang-orang Afgan lengkap dengan budaya, kehidupan sosial, serta trauma-trauma politik yang pernah dialami. Paparan Khaled mengenai Afganistan sangat natural dan membawa kita pada keprihatinan mendalam betapa menyebalkannya kehidupan yang selalu diganggu dengan intrik-intrik politik. Pemahaman akan Afganistan akan semakin sempurna jika Anda juga membaca ?My Forbidden Face? (MFF), karya Latifa. MFF adalah kisah nyata perjuangan seorang wanita Afganistan bernama Latifa ke luar dari negaranya yang tengah mengalami pengekangan oleh penguasa Taliban. Sama seperti Khaled Hosseini yang banyak mendapat penghargaan atas ?Kite Runner?, Latifa juga mendapat penghargaan atas keberaniannya menentang pengekangan atas kebebasan.
KR dan MFF sudah difilmkan. MFF bahkan sudah tiga kali ditayangkan Metro walaupun dengan berbagai modifikasi termasuk judul. Kisah sebenarnya Latifa melarikan diri ke Paris, tapi di film, Latifa mencari suaka ke Amerika *maklum, yang buat film nya Hollywood*.
Jika Anda belum membaca KR, teguhkan hati agar jangan sampai lupa bahwa ini hanyalah sebuah novel, karena Khaled berhasil mengaduk-aduk nurani pembaca dengan penggambaran karakter dan emosi yang sangat detil.
-----------------------------------
Risensi oleh: Kalarensi Naibaho