UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Syair-syair melayu dalam perkembangan: analisis atas syair-syair Tan Teng Kie

Edwina Satmoko Tanojo; Panuti Soedjiman, supervisor; Sri Wulan R. Mulyadi, examiner; Sapardi Djoko Damono, 1940-2020, examiner; Sarumpaet, Riris Kusumawati, examiner; Achadiati Ikram, 1930-, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991)

 Abstrak

Sampai sekarang tidak diketahui dengan pasti apakah Kesusastraan Indonesia itu. Karya-karya yang mana saja yang masuk dalam Kesusastraan Indonesia? Sementara belum ada kepastian tentang apakah Kesusastraan Indonesia itu, para peneliti terus meneliti karya-karya yang ditemukan di bumi Indonesia ini.
Tidak dapat dipungkiri bahwa karya Melayu Cina yang banyak ditemukan di Indonesia menjadi perhatian para peneliti sastra. Kriteria bahwa sebuah karya sastra harus sebuah karya yang indah baik bahasa maupun strukturnya, tidak membuat para peneliti lalu mundur jika berhadapan dengan karya Melayu Cina.
Claudine Salmon dalam bukunya yang berjudul Litetature in Malay by the Chinese of Indonesia mengatakan bahwa ada 3.005 karya pengarang Melayu Cina yang ditemukannya. Dari sekian banyak karya, novel dan cerpen asli menduduki tempat teratas dari segi jumlah, yaitu sebanyak 1.398 buah sedangkan karya yang berbentuk syair berjumlah 183 buah.
Kajian-kajian khusus tentang syair Melayu Cina belumlah begitu banyak. Dari daftar yang dibuat Salmon (1981:549), ada delapan kajian khusus tentang syair. Kwee Tek Hoay membicarakan "Sair Siti Akbari" karangan Lie Kim Hok sampai dua kali, yaitu pada surat kabar Sin Bin, tahun 1925 dan pada surat Kabar Panorama, tahun 1928. Dia juga membicarakan "Pantoen Melajoe" pada majalah Moestika Romans pada tahun 1934. Salmon sendiri menulis di Archipel, tentang "Le Sjair de l' Association Chinoise' de Batavia (1905)". Kemudian Nio Joe Lan juga menulis artikel dengan judul "Chinese Literature in Malayan Poetry" dalam The China Journal, XXIII, 4, Oct. 1934. Satu artikel lain yang ditulis Nio Joe Lan ialah "De Indo-Chineesche poezie" dalam De Indishe Gids, yang ditulisnya pada tahun 1937. C. Salmon dan D. Lombard pada tahun 1981 menulis sebuah artikel dengan judul "Le poeme en malais d'un peranakan sur la visite du roi Chulalongkorn a Batavia en 1871" dalam Archipel, 22, 1981. Tzu You juga membicarakan syair Siti Akbari dalam mingguan Sin Po tahun 1939. Yang terakhir adalah Conrad William Watson yang menulis artikel dengan judul "Sair Nona Fientje de Feniks, An Example of Popular Indonesian Fiction in the First Quarter of the Century", dalam Asian Survey, vol. XII, April 1974.

 File Digital: 1

Shelf
 T17270-Edwina Satmoko Tanojo.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resources
Deskripsi Fisik : viii, 139 pages; illustration ; 29 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-18-264291012 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 88854
Cover