Studi ini bertujuan menilai peranan CT pada cedera saluran aerodigestif bagian atas. Dua puluh enam pasien dengan cedera saluran aerodigestif atas telah dievaluasi. Enam belas pasien mengalami trauma tumpul pada leher sementara 7 pasien mengalami luka (embus. Sebagian besar pasien datang berobat segera setelah mengalami cedera. Gejala yang timbul meliputi gangguan napas (14), nyeri leher (18), suara serak (7), batuk darah (2) dan kesulitan menelan (3). Cedera jaringan lunak lerdapat pada 8 pasien, udem daerah ariepiglotik pada 4 pasien, hematom ariepiglotik pada 1 pasien, udem pita suara (2)dan obliterasi sinus pirifonnis (5). Cedera daerah supraglotik terjadi pada 6 pasien, cedera glotis (8), dan subglotis (4). Cedera trakea terlihat pada 8 pasien yang terdiri dari pemisahan kriko-trakea (I), robekan trakea (5) dan penyempitan trakea (4). Cedera hipofaring-esofagus terjadi pada 2 pasien. CT bermanfaat memastikan lokasi benda asing yang terjadi pada 2 kasus. CTjuga membantu dalam mengatnbil keputusan pemilihan tata laksana pasien dan menghindari eksplorasi terbuka pada pasien dengan lesi mukosa minimal, fraktur stabil dan robekan tertutup. CT juga lerutama bermanfaat untuk kasus-kasus dimana laringoskopi tidak bisa dilakukan. (Med J Indones 2006; 15:81-9).
This study was aimed to assess the role of CT in upper aerodigestive tract injuries. Twenty six patients presenting with upper aerodigestive tract injury were examined by CT. Nineteen patients had blunt trauma to the neck while seven had penetrating injury. Most of the patients presented soon after injury. Symptoms included respiratory distress (14), neck tenderness (18), hoarseness (7), haemoptysis (2) and odynophagia (3). Soft tissue injuries were seen in 8 patients, aryepiglottic fold edema in 4, aryepiglottic fold haematoma in 1, vocal cord edema in 2 and pyriform sinus obliteration in 5 patients, Supraglottic injuries were seen in six patients, glottic injury in 8 patients and subglottic injuries in 4 patients. Tracheal injuries were seen in 8 patients and included cricotracheal separation (1), tracheal tears (5) and trachea! narrowing (4). Hypopharyngoesophageal injuries were seen in 2 patients. CT was helpful for localization of foreign bodies in 2 cases. CT is useful in deciding management of patients with upper aerodigestive tract injuries obviating the need of open exploration in patients with minimal mucosal injuries, undisplaced fracture and sealed tears. It is particularly helpful in cases when indirect laryngoscopy was not possible. (Med J Indones 2006; 15:81-9).