Peredaran narkotika di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir semakin marak. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional tahun 2006, saat ini ada sekitar 3.256.000 jiwa dengan estimasi 1,S% penduduk Indonesia adalah penyalahgunaan narkoba. Kondisi ini semakin memprihatinkan karena pemakai penyalahgunaan narkoba kebanyakan adalah remaja. Misalnya di Kabupaten Kuningan Jawa Barat (sebagai tempat penulis melakukan penelitian) dari tingkatan umur, usia pelaku penyalahgunaan narkoba paling banyak berkisar antara 16-25 tahun yaitu sekitar 45%. Sedangkan dari segi status pelaku, siswa SLTA menempati urutan kedua terbanyak (30%) setelah pengangguran (45%). Siswa SLTP menempati urutan ketiga terbanyak yakni sekitar 15% (BNK, 2006).
Kenyataan ini tentu mcnjadi ancaman bagi generasi muda Indonesia. Belum lagi, bahwa narkotika hanyalah satu dari beberapa zat berbahaya bila disalahgunakan, di samping alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya, seperti putau, ganja, shabu-shabu, ekstasi dan pil BK.
Dari sudut pandang agama, penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) merupakan perbuatan yang diharamkan karena semua zat yang disalahgunakan itu termasuk khamr atau zat yang difermentasikan yang memabukkan dan mengaburkan pikiran, sehingga membuat penggunanya kehilangan kontrol diri. (QS.Al-Maidah [5]: 90-91).
Terkait dengan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara religiusitas dengan sikap penyalahgunaan NAPZA, hubungan antara kontrol diri dan sikap terhadap penyalahgunaan NAPZA, dan hubungan antara religiusitas dan kontrol diri secara bersama-sama dengan sikap terhadap penyalahgunaan NAPZA.
Subyek dalam penelitian ini adalah remaja usia 15 s.d. 17 tahun (usia pendidikan menengah) yang dalam ilmu psikologi dikategorikan dalam kelompok remaja pertengahan berjumlah sebanyak 122 orang. Penelitian dilakukan terhadap siswa-siswa kelas XI SMAN 2 Kuningan Jawa Barat. Peneliti menetapkan sampel 53% dari populasi yang berjumlah 231 siswa.
Dari metode analisis data yang digunakan adalah dengan teknik korelasi product moment dari Pearson dan analisis regresi sebagai analisis tambahan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai hubungan negatif yang kuat terhadap sikap penyalahgunaan NAPZA sebesar 63,1O%, sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
The spread of narcotic in Indonesia is growing luster in this last decade. Based on the data of Badan Narkotika Nasional per year 2006, the user of narcotic deviation of Indonesian people is approximately 3.256.000 inhabitant with 1,5 % estimation of all. This condition even worse for the teenagers are the major users. As what happened at Kuningan district, West Java, (the place wherein the writer doing her observation), most of the users are the age between 16 up to 25 years old or around 45 %. From the subject user, the students of senior high school are the second rank of all (30%) after unemployment (45 %). Junior high school students are the third rank of all or around 15 % (BNK, 2006).This fact is the threat for the Indonesian young generation. More ever, the narcotic is only one part of dangerous essence to use, beside alcohol, psychotropic, and many other additives such as rice wine, shabu-shabu, ecstasy pill, and BK pill.From the religion point of view, narcotic deviation using, alcohol, psychotropic and many other additives (NAPZA) is the proscribed action, for the all mentions are including to khamr term or the femtented drunk and mind vague essence, that make the user lost of control (Q.S. Al-Maidah (5); 90-91).Concerning to that, the aim this research is to examine the relationship between religiosity with the narcotic deviation manner, relation between self control with the narcotic deviation manner, and the relationship between religiosity and self control all together with the narcotic deviation manner.The subjects of this research are the teenagers age 15 up to 17 years old (age of middle education level) as in psychological term are in the category of middle teenager group, their amount is 122 persons. The research was applied to student of SMAN 2 grade XI, Kuningan, West Java. The researcher consider the sample 53 % from the student population, it is 231 persons.The applied method of data analysis is correlation technique product moment of Pearson and regression analysis as the addition to the result which indicated that the two variables has the negative sturdy relationship to the manner of additive using up to 63,10 %, the restof that was iniluenced by many other factors.