Pada keputusan pelaksanaan investasi, Investor akan memperhatikan tingkat return yang akan diperoleh berdasarkan tingkat risiko yang dihadapi. Berdasarkan ha! tersebut, investasi yang menarik adalah investasi yang menghasilkan return yang tinggi pada tingkat risiko tertentu, atau menghasilkan return tertentu pada tingkat risiko yang minimum. Upaya yang diiakukan investor untuk memperoleh return yang baik berdasarkan risiko yang ada adalah membentuk portofolio. Pembentukan portofolio dart sejumlart aaham yang dipefdagangkan df BEJ dapat diiakukan dengan mempergunakan model "Single Index". Berdasarkan model tersebut saham-saham yang dianatisis dapat ditentukan urutannya sehingga dapat dipilih saham-saham yang akan dijadikan sebagai saham kandidat dalam pembentukan portofolio.
Pada penelitian ini, populasi saham yang diambil adalah saham-saham yang tereatat sebagai 20 saham yang memiliki volume perdagangan terbesar pada periode Nopember 1994 sampai dengan Desember 1995, yang jumlahnya mencapai 85 saham. Sampel dari populasi tersebut ada 21 saham. Berdasarkan teori, semua Asset dapat dibentuk "Derivatif-nya sebagai upaya lainnya dalam usaha memperoleh return yang baik dari kondisi risiko yang dihadapi, disamping sebagai usaha untuk melakukan "Hedging" (lindung nilai). Salah satunya adalah "Option".
Pada penelitian ini, dari 21 sampel saham, teriebih dahulu diiakukan penyusunan urutan untuk menentukan saham-saham yang termasuk pada ranking atas, yaitu untuk menunjukkan saham-saham yang dapat dijadikan sebagai saham kandidat dalam pembentukan portofolio. Dan urutan saham-saham yang berada pada ranking bawah, 4 untuk menunjukkan saham-saham yang akan dikeluarkan dari pembentukan portofolio.
Berdasarkan hal tersebut, ditentukan 3 saham yang menduduki ranking atas, yaitu saham JPFA (JAFFA), HMSP (Hanjaya Mandala sampoerna ), BNBR (Bakrie Brothers). Dan 3 saham yang menduduki ranking bawah yartu saham DILD (Dhaarmala Intiland), DART (Duta Anggada Realty) serta INTP (Indocement Tunggal Perkasa). Pembentukan nilai estimasi "Call Otion" untuk ke-enam saham tersebut dilakukan berdasarkan fomnula "Black-Scholes", dengan mempergunakan estimasi harga patokan 5% di atas (harga patokan tinggi) dan di bawah (harga patokan rendah) dari harga "Current" saham yang bersangkutan.
Imbal Hasil rata-rata perbulan yang diperoleh dari estimasi nilai "Call Option" pada saham-saham tersebut sebagai berikut: saham JPFA menghasilkan-0,33% pada penentukan harga patokan tinggi, dan -1,39% pada penentuan harga patokan rendah. Saham HMSP menghasilkan 1,12% pada harga patokan tinggi, dan 0,21% pada harga patokan rendah. Saham BNBR menghasilkan 3,17% pada harga patokan tinggi, dan 2,19% pada harga patokan rendah. Saham DILD menghasilkan -0,25% pada harga patokan tinggi, dan 0,82% pada harga patokan rendah. Saham DART menghasilkan -0,98% pada harga patokan tinggi, dan -1,86% pada harga patokan rendah. Saham INTP menghasilkan 4,09% pada harga patokan tinggi dan 0,27% pada harga patokan rendah.
Pada estimasi "Call Option" saham-saham ranking atas menunjukkan bahwa penentuan harga patokan tinggi imbal hasilnya lebih tinggi dari pada imba! hasil dari harga patokan rendah. Dengan demikian investor pada posisi "Short" tentunya akan memilih "Call Option" berdasarkan harga patokan tinggi, sedangkan investor pada posisi "Long" akan memilih "Call Option" pada harga patokan rendah. Sedangkan pada estimasi "Call Option" saham-saham ranking bawah menunjukkan adanya keragaman, sehingga dipertukan ketelitian yang tebih baik untuk pemilihannya.