Minyak bumi yang masih dominan sebagai sumber energi telah menimbulkan biaya finansial dan ekonomi yang terus membesar. Permasalahan ini semakin berat, karena peningkatan konsumsi di dalam negeri dalam satu dasawarsa terakhir semakin tergantung pada impor. Hal di atas mendorong perlu adanya perluasan penggunaan batubara sebagai sumber energi alternatif. Permasalahan lain juga muncul, walaupun kemampuan produksi batubara sangat besar, namun konsumsinya di dalam negeri masih sangat terbatas. Kondisi di atas menimbulkan pertanyaan, apakah betul batubara secara ekonomis dapat diandalkan sebagai sumber energi pengganti minyak bumi.
Penelitian ini mencoba untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan di atas, yaitu dengan cara melakukan studi empiris yang meliputi analisis deskriptif, analisis kuantitatif dengan menggunakan model ekonometrika, dan analisis biaya-manfaat (benefif--cost analysis).
Berdasarkan hasil regresi terhadap, model ekonometrika serta didukung dengan analisis deskriptif dan analisis biaya-manfaat, maka dapat diketahui bahwa:
1. Batubara secara ekonomis dapat diandalkan sebagai sumber energi di dalam negeri di masa mendatang, sehingga perluasan pemanfaatannya tidak dapat ditunda lagi.
2. Batubara merupakan energi inferior. Peningkatan pendapatan per kapita, ceteris paribus tidak akan mengakibatkan peningkatan konsumsi batubara di dalam negeri.
3. Faktor harga batubara bukan hal yang utama untuk menstimulir konsumsi batubara di Indonesia, khususnya untuk rumah tangga.
4. Apabila kebutuhan energi untuk industri dapat digantikan seluruhnya oleh batubara, maka penghematan yang dihasilkan relatif sangat besar.