Sub-Sektor Perikanan Indonesia merupakan sub-sektor yang tetap mengalami pettumbuhan dimasa krisis ekonomi yang dialami Indonesia dalam 3 tahun terakhir ini. Dengan nilai ekspor diatas US$ 1,6 Milyar setahun dengan pertumbuhan rata-rata 3,1% pertahun, menjadikan sub-sektor perikanan salah satu sub-sektor yang membantu perekonomian Indonesia dimasa krisis.
Ekspor komoditi perikanan bertumpuh pada dua jenis komodoti utama, yaitu udang dan kelompok ikan laut seperti tuna, cakalang dan tongkol. Komoditi udang sangat berperan dalam peningkatan ekspor sub-sektor perikanan, karena mempunyai kontribusi 60% dari total nilai ekspor sub-sektor perikanan dengan nilai ekspor diatas satu milyar dolar Amerika setahun.
Ekspor Udang Indonesia sampai saat ini masih sangat mengandalkan pada pasar Jepang dengan nilai ekspor US$ 635.174.000 dan kontribusinya sebesar 62,9% dari total ekspor udang Indonesia di tahun 1998. Walaupun Jepang merupakan pasar utama udang dunia, tetapi pasar Eropa, Asia dan Amerika Serikat yang masih terus tumbuh merupakan pasar yang menarik dan dapat dikembangkan dalam jangka panjang. Ekspor Udang Indonesia merupakan 12,1% dari total ekspor udang dunia dengan permintaan pasar dunia senilai US$ 11 milyar setahun.
Industri Udang Indonesia sangat didominasi oleh nelayan penangkap udang di laut, petambak udang rakyat dan pengusaha kecil tambak udang, dengan total produksi sebesar 394.198 ton ditahun 1997 dan 53,8% dari total produksi merupakan hasil tangkapan udang
in
dilaut. Potensi pengembangan Industri Udang Indonesia berada dibudidaya tambak udang dengan potensi tambak yang belum digarap sebesar 830.900 ha. Sentra produksi budidaya tambak udang berada di pulau Jawa, Sulawesi Seiatan, Lampung dan Sumatra Utara. Sedangkan jenis udang tambak yang paling banyak dibudidayakan adalah udang windu.
Bisnis budidaya tambak udang sangat aktraktif untuk dikembangkan dimasa krisis karena sangat sedikit membutuhkan bahan baku impor. Ketersediaan lahan yang luas di Indonesia, permintaan pasar dunia yang relatif besar dan tingkat pengembalian investasi yang singkat dibawah setahun menjadikan bisnis udang sangat menjanjikan untuk dimasuki dan terus dikembangkan.
Untuk meningkatkan pasokan udang Indonesia, perlu dilakukan peningkatan investasi dibidang budidaya tambak udang dengan mengundang investor dalam dan luar negeri. Rasa aman berusaha dibidang budidaya udang dan kepastian hukum perlu segera diciptakan oleh Pemerintah agar investor segera melalukan investasi dibidang budidaya tambak udang.
Pemberian insentif berupa kredit modal kerja atau kredit investasi dengan jangka waktu pengembalian yang panjang dan penggunaan teknologi semi intensif oleh petambak udang rakyat dan pengusaha kecil tambak udang mampu meningkatkan produktivitas Industri Udang Indonesia.
Penelitian ini banyak menggunakan data sekunder dan bersifat historikal, terutama mengenai pasar dan pasokan sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut langsung ke pasar-pasar udang dunia agar membuka peluang baru untuk diversifikasi pasar. Penelitian lanjutan kesentra-sentra produksi sangat dimungkinkan untuk memperoleh data terbaru mengenai usaha budidaya udang dan cara-cara meningkatkan produktivitas tambak udang
IV
dilevel perusahaan, untuk menjamin pasokan udang Indonesia. Penelitian Jebih lanjut juga perlu dilakukan untuk bisnis udang skala menengah dan skala besar, baik mengenai analisa biaya investasi dan operasi, tingkat resiko dan prospek ke depannya.
Persaingan di industri udang dunia sangat ketat, dengan lima negara utama pesing Indonesia di pasar dunia, yaitu Thailand, Equador, Mexico, India dan Vietnam. Penggunaan teknologi maju dan sangat maju dalam jangka panjang rnerupakan suatu keharusan untuk telap mempertahankan daya saing Industri Udang Indonesia secara terus-menerus di pasar Interaasional.