ABSTRAKSampai pada saat ini masalah interferensi yang umum terjadi dalam masyarakat gandabahasa hampir selalu dikaitkan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem-sistem fonemik, morfologik, sintaktik, maupun kosa-kata dari bahasa-bahasa yang saling bersentuhan. Oleh karena uraian mengenai interferensi mengacu pada perwujudannya dalam bentuk-bentuk bahasa yang menyimpang dari kaidah, maka pemerian maupun sebab terjadinya interferensi pun diuraikan berdasarkan salah satu metode linguistik yang kita kenal sebagai linguistik deskriptif
Meskipun sudah banyak ahli-ahli bahasa yang melibatkan diri dalam masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat gandabahasa, namun hanya beberapa saja yang tertarik untuk mendalami masalah interferensi bahasa, diantaranya Uriel Weinreich, Einer Haugen, dan William F. Mackey. Di Indonesia sendiri sampai pada waktu ini hanya ada sebuah disertasi yang membicarakan interferensi morfologi yang telah ditulis dan dipertahankan oleh Yus Rusyana di hadapan Senat Gurubesar Universitas Indonesia. Padahal dengan kekayaan bahasa daerah yang beratus-ratus jumlahnya serta beberapa bahasa asing di samping bahasa nasional, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat gandabahasa yang semakin sarat dengan beban permasalahan bahasa, termasuk interferensi bahasa. Interferensi sebagai gejala tuturan telah dan sedang terjadi di mana-mana di segenap pelosok tanah air kita sebagai akibat persentuhan bahasa-baha-sa yang hidup di situ: antara bahasa daerah dengan bahasa daerah, bahasa Indonesia dengan bahasa daerah maupun bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Di samping itu, bila kita telaah lebih dalam, terjadinya interferensi sebenarnya menyangkut masalah-masalah yang lebih luas dan kompleks yang justru bersumber dari faktor-faktor ekstra-linguistik. Hal ini sebenarnya telah disadari oleh Weinreich sejak tahun 50-an yang mengakui pentingnya lingkungan sosial budaya maupun kejiwaan dalam penelitian interferensi. la menekankan bahwa pengkajian tuntas mengenai interferensi dalam situasi persentuhan bahasa hanya mungkin bila faktor-faktor ekstra-linguistikjuga dipertimbangkan U. Weinrieich, 1968.