Memasuki millenium baru yang dikuasai oleh integrasi teknologi komputer dengan leknologi telekomunikasi menandakan tidak dapatnya dunia diiutup lagi dengan selimut paradigma lama. Disamping itu tekanan globalisasi perdagangan yang dimotori oleh negara maju seperti Amerika Seiikat dan Eropa Barat, membawa Indonesia untuk melakukan perubahan Di dalam kekuatan pembahan yang demikian
besar, Direktorat Metrologi beserta jajarannya di daerah selaku pengembang misi tertib ukur di segala bidang, menempati peran suategis dalam bidang industri dan perdagangan. Khususnya di bidang industri, peran startegis dari institusi metrologi legal sejalan dengan Melrology Standard Tesring Quality (MSTQ) yang rnenjadi salah satu determinan dalam pemgembangan telcnologi pada proses industrialisasi
yang sedang dikejar pemerinmh. Untuk ilu institusi kemetrologian harus menunjukan kinerjanya dengan memtilikasi standar intemasional clan mengimplementasikannya lewat slandarisasi UTTP (ukuran, takaran, timbangan dan perlengkapannya).
Secara substansi, eksisitensi kemetrologian tidak terlepas dari masalah tera ulang, dan pada saat ini kondisi tera ulang UTTP metrologi legal sangat memprihatinkan, di mana jumlah dari peneraulangan UTTP seharusnya setiap tahun
semakin besar sesuai dengan sifatnyg mengingat UTTP yang ditera tahun ini akan secara berkala akan menempati posisi sebagai UTTP yang akan di tera ulang pada tahun-lahun berikutnya.
Fenomena di atas menjadikan alasan untuk penelitian ini, yang menitik
beratkan pada kegiatan intemal dari institusi metrologi legal, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peneraulangan UTTP metrologi legal. Dan kemudian sampai sejauh mana pengamh dari faktor-faktor tersebut Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif, dimana lazimnya digunakan operasi matematis dalam mengolah data masukan. Selanjutnya dapat diidentilikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas peneraulangan UTTP metrologi legal tersebut, serta sampai sejauh mana relevansi pengaruhnya.
Hasil penelitian dapat dirumuskan bahwa umumnya terdapat kendala yang bersifat teknis dan yang paling besar bersifat non teknis kemetrologian Hal ini digambarkan oleh tiga faktor utama yang meliputi 1 Faktor Pengawasan Kemetrologian dengan kontribusi sebesar l4,81%; Faktor Volume Kerja Kemetrologian dengan kontribusi sebesar 14,8l%l; dan Falctor Database Kemetrologian dengan kontribusi sebesar 11,1 1%.