Pengendalian biaya merupakan salah satu aspek pengendalian dalam industri konstruksi disamping mulu dan waktu. Dengan pengendalian biaya yang baik maka diharapkan Idnerja biaya kontraktor akan meningkat. Di dalam pengendalian biaya faktor risiko perlu diperhitungkan dengan matang karena apabila suatu risiko terjadi dapat berdampak pada biaya dan kinerja biaya keseluruhan.
Komponen biaya subkontraktor dapat mencapai 80% dan total biaya langsung dengan demikian pengendalian biaya subkontrak dengan baik akan berakibat positif terhadap kinerja biaya total.
Sumber-sumber risiko diidentifikasi pada masing-masing indikator biaya yaitu subkontrak pekerjaan pondasi dalam, pekerjaan galian basement, pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting, dan pekerjaan struktur baja.
Data untuk mendapatkan tingkat risiko didapatkan dari penyebaran kuesioner kepada manager proyek gedung bertingkat di Jakarta. Data yang diperoteh kernudian dianalisa dengan pendekatan manajemen risiko (AHP) dan analisis statistik.
Dengan metode AHP didapatkan peringkat risiko pada masing-masing indikator. Pada pekerjaan pondasi dalam dan pekerjaan slruktur baja sumber risiko yang menjadi peringkat pertama adalah harga penawaran yang disepakati tidak berdasarkan atas persyaratan mutu dan waktu yang ditetapkan. Pada pekerjaan galian basement peringkat pertama risiko adalah kurangnya produktifitas lapangan dad subkontraktor. Sementara pada pekerjaan pembesian dan bekisting perubahan desain menempati urutan pertama tingkat risiko.
Dengan analisis statistik juga didapatkan sumber-sumber risiko yang berdampak menunlnnya kinerja biaya pengelolaan subkontrak pada masing-masing indikator, hal ini dibuktikan dengan korelasi negatif antara variabel dan kinerja biaya dan persamaan matematis hasil regressi yang menunjukan hubungan negatif antara dampak dan kinerja biaya.