Tesis ini tentang Pengamanan di Hotel JW Marriott Jakarta Setelah Peledakan Bom untuk mengetahui pengelolaan keamanan sesudah adanya peledakkan bom apakah terjadi perubahan dan bagaimana perubahan tersebut dilakukan. Berdasarkan perubahan tersebut diharapkan dapat menjadi model bagi pengamanan obyek-obyek vital lain. Ruang lingkup pembahasan meliputi pengelolaan pengamanan, kebijakan pengamanan, kegiatan pengamanan, ketentuan pengamanan, dan peranan dan hubungan dengan pihakpihak lain dalam pengamanan.
Tesis ini menggunakan metode penelitian klinis dengan pendekatan kualitatif. Metode klinis adalah metode untuk menggambarkan kenyataan yang terjadi atau penerapan suatu sistem pada suatu tempat tertentu, dalam hal ini adalah pengelolaan pengamanan di Hotel JW Marriott. Sedangkan pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang mengutamakan uraian yang menggambarkan bagaimana pengelolaan pengamanan tersebut dilakukan.
Dalam kajian tesis ini menunjukkan bahwa pengamanan di Hotel J.W. Marriott secara umum terkait erat dengan pengamanan wilayah tempat lokasi hotel, khususnya pengamanan di lingkungan kawasan Mega Kuningan Jakarta. Pengamanan Hotel J.W. Marriott juga melibatkan unsur-unsur yang terkait, terutama unsur Kepolisian yang membawahi wilayah tersebut, yaitu Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya terutama Kepolisian Sektor Setiabudi. Dalam menjalankan tugas, Satuan Pengaman menjalankan tugas-tugas yang telah diberikan oleh perusahaan secara profesional.
Salah satu tugas Satuan Pengaman adalah menangani masalah Kamtibmas yang dilakukan dengan cara bekerja sama dengan aparat Kepolisian. Mekanisme penanganan situasi gangguan Kamtibmas dilakukan dengan membuat panduan pengamanan emergency atau yang disebut dengan Contigency Plan atau Crisis Management yang berisi tentang panduan dalam menghadapi peristiwa terjadinya Bom, Kebakaran, Demonstrasi, Gempa Bumi, Evakuasi, dan lain-lain. Target pengamanan adalah zerro incedent dan accident.
Perubahan utama pengamanan setelah terjadinya peledakan bom adalah penambahan personal Satuan Pengaman dan pelibatan aparat Kepolisian. Setelah terjadinya peristiwa peledakan born, pihak hotel lebih persuasif dan akomodatif melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian baik dalam bentuk koordinasi pengamanan, mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan penanggulangan teror yang dilakukan oleh Polisi, menempatkan aparat Polri (Brimob) sebagai salah satu unsur pengamanan hotel, maupun dalam bentuk sikap keterbukaan terhadap pengawasan melalui patroli Polisi serta sharing informasi yang dibutuhkan oleh kepolisian.