Seiring dengan perkembangan industri, masalah kecelakaan kerja yang menimbulkan kerugian materi dan tenaga diperkirakan akan meningkat di Indonesia. Di negara maju studi tentang kecelakaan kerja banyak dilakukan dan dipublikasi. Namun, di Indonesia penelitian kecelakaan kerja relatif jarang dilakukan. Dan laporan rata-rata bulanan (1997) didapatkan prevalensi kecelakaan kerja di peusahaan keramik PT X Cikarang 10.8%. Nilai yang tinggi dihubungkan dengan penilaian nihil kecelakaan kerja oleh Depnaker.
Ruang lingkup dan metodologi.
Untuk lebih meningkatkan upaya pencegahan telah dilakukan suatu penelitian kohort yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian kohort prospektif selama dua bulan (1 Juli - 30 Agustus 1999) telah dilakukan di perusahaan keramik PT X Cikarang dengan jumlah sampel 633 pekerja pria, dengan kriteria inklusi bersedia ikut dalam penelitian, berhubungan secara langsung dengan proses produksi, terdaftar sebagai pekerja. Pemilihan sampel dilakukan secara acak sederhana dari data karyawan di bagian administrasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengisian laporan kecelakaan kerja dan pengamatan tindakan pekerja dan kondisi lingkungan kerja. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat secara uji kai kuadrat dan regresi logistik dengan menggunakan program SPSS 7.5.
Hasil dan kesimpulan.
Didapatkan insiders kecelakaan kerja 31 per 1000 pekerja, kecelakaan kerja terjadi pada 19 (3.0 %) dari 632 pekerja dan yang melakukan tindakan tak aman 26 orang (4.1%) dan 20 kondisi tak aman (3.2 %). Ditemukan hubungan yang sangat bermakna antara tindakan dan kondisi tak aman dengan kecelakaan kerja (p3.00). Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara pelatihan (faktor manajemen) dengan kecelakaan kerja. Faktor individu yang mempunyai hubungan bermakna dengan kecelakaan kerja adalah umur (p=0,05, RR=0.34) dan masa kerja (r0.00, RR=3.87). Faktor lingkungan yang mempunyai hubungan bermakna dengan kecelakaan kerja hanya kadar debu (0.05, RR=3,10). Dari hasil analisis multivariat didapatkan masa kerja berperan paling besar terhadap kecelakaan kerja.
In accordance with the industrial development in Indonesia, it is anticipated that the problem of work accident which causes material and human loss will increase. In developed countries many studies on work accidents have been conducted and published. In Indonesia, studies on that subject are very rare. From the monthly reports in 1997, the prevalence of work accidents in the "X" Ceramic Industry was 10.8%, which is a high number compared to the "zero accident" value set by the Ministry of Manpower.Scope and methodology.To improve preventive measures on work accident a cohort study has been conducted, with the objective to identify related factors. The prospective cohort study was done in July - August 1999 (two month) at X Ceramic Industry with a sample of 633 male workers with the inclusion criteria: consented to participated in the study, involved in the production process, registered as employer. The sample was randomly chosen from the employer register. Data collection was done by interview, observation on workers behavior and work environment and review of work accident reports. Univariate, bivariate and multivariate analysis was conducted using e, logistic regression with SPSS 7.5 program.Result and conclusion.Work-accident incidence was 3111000 workers. Work accidents happened to 19 among the 632 workers (3.0%), 26 workers (4.1%) did an unsafe act and 20 (3.2%) unsafe conditions were identified. A very significant relation was found between unsafe act and unsafe condition with work accidents (p).00). No significant relation was found between training as a management factor with work accident. Significant individual factors were age (p=0.05, RR 0.34) and length of work (p=0.00, RRR3.87). Significant environment factors found was only dust (p=0.05, RR=3, 10), from the multivariate analysis length of work has the most influence on work accident.