UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang penghentian pengobatan TB di Kabupaten Indramayu tahun 2001: analisis data studi evaluasi manfaat tahun 2001 = Factors Related to the knowledge of the patient on self-stopping the treatment of tuberculosis in Indramayu district in 2001: data analysis of benefit evaluation study in 2001

Idham Latif; Krisnawati Bantas, supervisor (Universitas Indonesia, 2002)

 Abstrak

Dari Studi Evaluasi Manfaat tahun 2001 (SEM 2001) oleh Balitbangkes Depkes RI di Indramayu, 74% responden penelitian menyatakan bahwa pengobatan TB boleh dihentikan setelah merasa sembuh meskipun baru beberapa minggu/bulan minum obat/berobat TB. Hal itu berarti sebagian besar masyarakat Indramayu ?berpengetahuan salah? menyatakan boleh menghentikan pengobatan TB. Fakta tersebut merupakan masalah yang dianggap penting untuk diatasi, mengingat angka Case Notivication Rate tuberkulosis di Indramayu dari tahun 1999 s/d 2001 terlihat adanya peningkatan, disamping itu angka kesembuhan tiga tahun terakhir masih belum optimal. Tingginya proporsi pengetahuan masyarakat yang salah tentang pengobatan TB tersebut, kemungkinan menjadi ancaman bagi keteraturan pengobatan penderita TB.
Atas alasan tersebut, penulis melakukan penelitian dengan menganalisis data sekunder basil SEM 2001, dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang penghentian pengobatan TB. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional/potong lintang, dengan sampel anggota rumah tangga yang berumur di atas 15 tahun dari rumah tangga terpilih SEM 2001. Jumlah sampel minimal yang diperlukan untuk mencapai tingkat kepercayaan 95%, tingkat kemaknaan 5% (a=0,05), dan kekuatan uji 90% yaitu sebanyak 3.338 responder, dengan presisi 0,0242.
Hasil penelitian menujukkan bahwa, proporsi pengetahuan masyarakat yang ?menyatakan salah? boleh menghentikan pengobatan TB adalah sebesar 67%. Dan ke enam variabel independen yang diteliti, empat diantaranya berhubungan dan bermakna secara statistik, yaitu faktor: keterpaparan media komunikasi (p=0,0000, 0R=13,732, 95% CI: 10,142-18,592), keterpaparan sumber informasi petugas kesehatan (p=0,0000, OR=11,765, 95% CI: 8,220-16,840), pendidikan (p=,0000, OR=2,952, 95% CI: 2,327-3,744), dan pekerjaan (p=0,0000, OR=1,416, 95% CI:1,180-1,700). Dari perhitungan dampak potensial, disimpulkan bahwa faktor keterpaparan media komunikasi memberikan kontribusi sebesar 88,28%. Berdasarkan temuan penelitian, Departemen Kesehatan hendaknya meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang bertujuan untuk mendekatkan dan mengintensifkan. keterpaparan media komunikasi kepada masyarakat tentang program penanggulangan TB. Kegiatan tersebut antara lain penyebarluasan informasi tentang penanggulangan TB dalam bentuk kampanye dengan menggunakan media komunikasi seperti: TV/radio/koran/poster/spanduk/leaflet yang menjangkau wilayah terkecil, yaitu desa/kelurahan.

Based on Benefit Evaluation Study in 2001 (BES 2001) by the Bureau of Health Research and Development in Indramayu, 74% of the respondents said that tuberculosis treatment can be stopped if the patient feels recovered after consuming TB drugs for a few weeks/month. It shown that most of Indramayu people wrongly stated that they are allowed of quitting the TB treatment at any time. This fact becomes an important problem to be solved considering that tuberculosis Case Notification Rate in Indramayu from 1999 to 2001 was increased. In addition the cure rate for the last 3 years is still not optimal. This high rate proportions of the knowledge of the community that allowing self-stopping TB treatment will affect the regularity of treatment. Therefore, a study was conducted to analyze the secondary data obtained from BES 2001 in order to know factors related to the knowledge explaining the allowance of self quitting the treatment. This study uses cross sectional design with the sample of household members aged over 15 years or over from those elected by BES 2001. The samples, at least, should be 3.338 respondents in order to achieve confidence level 95%, significance level 5% (a=0,05), and power of the test 90%, for precision 0,0242. The research shows that the proportion of the knowledge of the community wrongly stated allowing to self-stopping tuberculosis treatment is 67%. Based on the six variables been studied, statistically, there were four variables significantly related i.e: the expose of media of communication (p=0,0000, OR=13,732, 95% CI: 10,142-18,592), the expose of health information by health staff (p=0,0000, OR=11,765, 95% CI: 8,220-16,840), education (p=0,0000, OR=2,952, 95% CI: 2,327-3,744), and job (p=0,0000, OR=1,416, 95% CI:1,180-1,700). From potential impact calculation, it is concluded that the expose of the media of communication contributing 88,28%. Based on the research result, it is recommended that the Health Department should improve the service on communication, information and education in order to make it access to the community and to intensify the expose of media of communication on tuberculosis problem. The following efforts include dissemination of information, on tuberculosis infection by using certain media like TV/radio/newspaper/ poster/banner/leaflet in order to cover the entire area including village and hamlet.

 File Digital: 1

Shelf
 Faktor-faktor-Full Text (T4035).pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T4035
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Universitas Indonesia, 2002
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xvii, 82 hlm. : ilus. 29 cm
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T4035 15-19-979192313 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 93724
Cover