UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Pola konflik tanah dalam pembangunan perkebunan (studi kasus konflik tanah pada pir keitraan kelapa sawit PT. Gatra Kembang Paseban di Mersam Kabupaten Batang Hari)

Dedy Hendry; Robert Markus Zaka Lawang, supervisor; Gumilar Rusliwa Somantri, examiner ([Publisher not identified] , 2001)

 Abstrak

Studi tentang konflik tanah ini dilakukan terhadap program pembangunan
perkebunan pola kemitraan antara PT. Gatra Kembang Paseban dengan masyarakat di
Mersam. Program ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup pekebun rakyat
menjadi lebih baik. Masyarakat menyerahkan tanahnya kepada perusahaan untuk
dibangun kebun kelapa sawit. Sementara itu, perusahaan selain membangun kebun,
juga berkewajiban untuk membantu petani dalam alih teknologi, pengolahan dan
pemasaran hasiI. Namun, kenyataannya program ini sampai kini belum dapat
mencapai tujuan tersebut.
Hal ini disebabkan oleh beberapa permasalahan yang dihadapi diantaranya
terlambatnya proses konversi lahan, membengkaknya biaya pembangunan dan
pemeliharaan kebun, dan pemahaman konsep kemitraan yang belum sama antara
petani dengan perusahaan dan pemerintah. Adapun yang menjadi kajian disini adalah
masalah konflik tanah.
Untuk memahami bagaimana konflik tanah tersebut terjadi, dilakukan suatu
kajian mengenai teori-teori tentang konflik yang dibangun oleh para sosiolog seperti
Marx, Simmel, Coser dan Dahrendorf. Menurut Coser, konflik adalah suatu
petjuangan diantara dua atau lebih kelompok terhadap nilai, status, kekuasaan dan
sumber daya yang langka. Kontlik yang teijadi dibedakan atas dua yaitu konflik yang
bersifat manifest dan konflik yang bersifat laten. Konflik yang bersifat manifest ini
dibedakan pula menjadi konflik yang terbuka dan ada pula yang tertutup. Dalam
konflik yang bersifat manifest ini, dapat dilihat lamanya konflik tersebut berlangsung,
dan kerasnya konflik.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun
pertimbangannya adalah konflik tanah yang terjadi antara perusahaan perkebunan dengan masyarakat hanya dapat diketahui melalui penelusuran kembali proses
terjadinya konflik dengan mewawancarai pihak-pihak yang terlibat konflik. Untuk
mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai konflik yang terjadi, digunakan
informan kunci. Kemudian dengan metode pengumpulan data snowlball sampling
didapat responden berikutnya.
Dari penelitian dilapangan diketahui bahwa konflik tanah dalam
pembangunan perkebunan pola kemitraan di Mersam ini telah berlangsung sejak awal
pembangunan tahun 1994 sampai sekarang dengan berbagai macam bentuk, intensitas
dan kualitasnya. Konflik tersebut terjadi selain antara perusahaan dengan masyarakat,
juga terjadi antara masyarakat dengan masyarakat. Konflik tanah antara perusahaan
dengan masyarakat meliputi hilangnya lahan petani yang telah diserahkan untuk
dibangun kebun kepada perusahaan, berkurangnya lahan yang akan diterima petani
diluar potongan 30 %, penggusuran kebun karet rakyat walaupun tidak ikut program,
kelemahan administrasi pemsahaan mengenai data pemilik dan luas lahannya
sehingga terjadi perbedaan data antara data awal, data ekspose dan data topografi.
Sementara konflik diantara masyarakat meliputi konflik dalam keluarga yaitu tidak
adanya kesepakatan dalam keluarga untuk ikut PIR Kernitraan, pembagian tanah yang
tidak adil, diantara anggota keluarga, terjadinya jual beli tanah keluarga sementara
pembagian tanah diantara anggota keluarga belum jelas/selesai, penguasaan tanah
keluarga cenderung oleh salah seorang anak, dan konflik tanah karena penggunaan
nama anggota keluarga atau orang lain untuk mendaftarkan tanah. Selain itu konflik
tanah antara masyarakat dengan masyarakat meliputi konflik tanah yang terjadi
karena tumpang tindihnya lahan, kontlik tanah karena penjualan sebidang tanah yang
berulang-ulang, konflik tanah karena pembukaan hutan. Hingga tahun ke- 7 ini,
petani belum mengetahui dimana kebun yang akan menjadi milik mereka.
Dari hasil temuan dilapangan tersebut dan kemudian dianalisa secara kualitatif
dapat disimpulkan bahwa konflik tanah pada pembangunan perkebunan kelapa sawit
PT. Gatra Kembang Paseban tersebut disebabkan oleh masalah pengadministrasian
tanah yang kurang baik, makin terbatasnya tanah hutan yang dapat dibuka, dan
munculnya kesadaran masyarakat akan hak atas tanah. Bila dilihat dari waktu
terjadinya konflik maka dapat dikatakan konflik telah berlangsung lama. Hal ini
terjadi karena tidak adanya pemimpin formal maupun informal yang mampu
menyelesaikan konflik, sulitnya tercapai kesepakatan pemecahan masalah diantara
pihak-pihak yang berkonflik, banyaknya tujuan dan kepentingan pihak-pihak yang
berkonflik. Selain itu bila dilihat dari intensitas terjadinya kontlik maka dapat
dikatakan bahwa konflik tersebut relatif keras, karena adanya keterlibatan emosional,
tidak realistisnya konflik, dan adanya ketidaksamaan dalam penguasaan tanah.

 File Digital: 1

Shelf
 T2487-Dedy Hendry.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T2487
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2001
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : x, 135 pages : illustration ; 28 cm. + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T2487 15-19-763177529 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 93777
Cover