Perilaku menunggui pasien di rumah sakit merupakan gejala yang kerap kiLa lihal di rumah-rumah sakit pemerintah yang banyak mclayani masyarakat golongan mencngah bawah. Gejala ini menjadi menarik untuk diamati karcna para penunggu ini biasanya menginap di rumah sakit yang bersangkutan. Masalah yang timbul dari gejala terscbut di alas adalah tidak tersedianya ruang yang memadai bagi kegialan selama mcnunggui keluarganya yang sedang dirawat di rumah sakit yang bersangkutan. Kegiatan makan, minum dan tidur mereka Ialmkan di selasar-selasar nlang rawat inap, di ruang lunggu, atau di ruang-ruang lain yang dirasa cukup memadai untuk itu. Penelitian ini menjclaskan faktor-faktor penycbah timbulnya poln perijaku menunggui pasien dalam jumlah banyak dan hubungan antara ruang yang tersedia dengan kegialan menunggui pasicn, sorta implikasi (teorilis antropologis) terhadap perencanaan dan perancangan ruang terhadap adanya kcbutuhan menunggui pasien di rumah sakit. Peneliiian ini bsrtujuan mendapalkan gamharan tentang aclanya hubungan antara ruang dan penggunanya, dengan harapan dapat menggugah kesadaran para perancang bangunan akan pentingnya melakukan kajian tenlang perilaku pengguna bangunan sebclum merancang. Penelitian ini menggunakan pcndekatan kualitatifl suatu pendekalan yang mengutamakan pemahaman tentang tingkah laku manusia, yang diperoleh dengan cara melihat dan mcmahami kcadaan/pennasalahan mclalui sudut pandang orang yang ditelili. Penelitian ini menemukan bahwa para penunggu pasien umumnya adalah keluarga atau kerabat pasien yang kehadirannya dibutuhkan untuk beberapa alasan seperti mengatasi rasa asing suasana rumah sakit, mcmhantu kegiatan pasien yang belum dapat mandin dan lain sebagainya. Selain itu terlihat adanya pengambil alihan peran paramedis oleh penunggu pasien akibat ratio jumlah paramedis dengan jumlah pasien belum ideaL Ruang-ruang yang digunakan untuk kegiatan menunggui bukanlah ruang yang seharusnya seperti lobby lift, lobby ramp, selasar dan sebagainya. Implikasi kajian secara teoriiis dari penelilian ini adalah bahwa ?kebudayaan rumah sakit' tidak hanya terdiri dan ?kebudayaan pasien` dan 'kebudayaan profesional rumah sakit? saja tetapi juga ada ?kebudayaan penunggu pasien. Selain itu penataan ruang nunggu bagi penunggu pasien yang menginap scbaiknya meincpertimbangkan agar intcraksi dan komunikasi anrara pasien dan kcluarga yang mcnunggui dapal berlangsung dengan optimal, ruang-ruzmgnya bcrsifal mcnyalukan orang sorta Efektif dan efisien dalam penggunaannya.