Tawar-menawar adalah fenomena yang terjadi pada setiap transaksi jual beli yang dapat terjadi di manapun dibelahan bumi ini. di mana ada pasar dengan sistem tradisional, disitu terdapat tawar menawar. Kitapun menyadari bahwa sebenarnya dalam segala aspek kehidupan kita berhubungan dengan pihak lain, Kita selalu memakai tindakan dan pemikiran, walaupun tidak dalam artian selalu yang bersifat ekonomis.
Studi tentang discourse berkembang cukup pesat pada akhir-akhir ini. Sebagai sebuan discourse, tawar-menawar dapat diiihat sebagai konsistensi keteraturan para peiaku yang berperan didalamnya. Sesuatu yang ada dan teratur tanpa ada aturan yang mengaturnya.
Untuk itu agar dapat meneiaah Iebih Ianjut tentang proses tawar-menawar ini dipakai etnometodologi dan conversationai analysis dengan pendekatan teori Ruie dalam menganalisa data-data yang berupa rekaman transkrip interaksi pada saat interaksi jual beli tedadi. Tawar-menawar sendiri merupakan bagian dari interaksi tersebut.
Mengamati proses jual beii dalam arti yang sebenarnya dengan metode etnograii merupakan proses pengumpulan data yang cukup menarik_ Pelaku selalu berada dalam posisi yang saling berlawanan_ Penjual berusaha menjual barang dagangannya daiam harga tinggi, sedangkan pembeli berusaha mendapatkan barang yang diinginkannya dalam harga yang serendah-rendahnya.
Struktur dan norma yang terjadi merupakan salah satu fokus yang diamati dalam penelilian ini. Pada saat interaksi jual beii terjadi secara faktual didapati bahwa terdapat keteraturan yang nampak dari data transkrip yang ditemukan, sehingga akhirnya dapat disimpulkan beberapa struktur yang timbul, baik dari interaksi jual beli secara keseluruhan maupun proses tawar-menawar pada masing-masing interaksi yang terjadi. Norma yang ada merupakan acuan para pedagang dalam bertransaksi. Adapun bila terdapat suatu pelanggaran norma, masing-masing pelaku berhak meninggalkan proses tersebut, tanpa ada sanksi, karena memang tidak ada yang mengikat mereka untuk tetap ada dalam satu proses tawar-menawar hingga terjadi suatu transaksi jual-beli.
Dibalik perilaku verbal dan non~verbal yang diamati dalam proses ini, ternyata tawar- menawar mengandung hal-hal lain yang bersifat non-ekonomis_ Pemakaian kekuatan (power) nampak dalam proses tawar-menawar ini. Pergantian giliran dan pertukaran kata trnyata menyiratkan bagaimana kekuatan saling menekan antara pihak penjual dan pembeIi_ Dan pada gilirannya menunjukkan bagaimana strategi penjual dalam mendapatkan keuntungan dalam proses tersebut. Bagaimanapun penjual menggantungkan kehidupannya dalam keberhsilannya menentukan harga jual suatu barang.
Studi tentang tawar-menawar dari sudut pandang analisa discourse merupakan salah satu studi yang menghasilkan pengamatan yang Iain dari bidang antropologi linguistik. Tidak hanya tawanmenawar, mungkin banyak discourse-discourse Iain yang dapat diamati secara antropologi linguistik.