Penelitian ini termasuk kajian lapangan (field study). Tujuan penelitian secara garis besar ada 3 yaitu (1) untuk melihat gambaran tingkat resiliensi pada remaja yang tergolong "high riskĀ° yang tinggal di Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat. (2) untuk melihat apakah faktor-faktor keterampilan sosial (social skills), keterampilan menyelesaikan masalah (problem solving skills), autonomy, locus of control internal dan sense of purpose, kesempatan untuk bisa berpartisipasi dalam suatu aktivitas kelompok, hubungan yang hangat dan harapan yang tinggi dari fingkungan secara keseluruhan sebagai faktor protektif memberikan sumbangan terhadap resiliensi remaja (3) untuk melihat apakah masing-masing faktor protektif memberikan sumbangan dalam membentuk resiliensi remaja dan (4) untuk mengetahui bagaimanakah dinamika faktor protektif pada remaja yang menjadi responden.
Subyek penelitian adalah remaja 13-18 tahun, merupakan kelompok "high risk" yaitu berasal dari keluarga dengan SES rendah, hidup di lingkungan padat dan kumuh dan atau memiliki orang tualanggota keluarga yang pengguna obat-obatan terlarang dan atau mengalami gangguan mental, tinggal di kelurahan Tanah Tinggi sekurang-kurangnya 5 tahun saat penelitian dilaksanakan dan tidak pemah terlibat dalam kegiatan yang melanggar hukum serta tidak menunjukkan gejala penyimpangan perilaku. Dengan teknik purpossive sampling, terjaring 38 responden yang terdiri dari 17 Iaki-laki dan 21 perempuan.
Alat ukur yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Skala Resiliensi (Wagnild & Young, dalam Skehill, 2003), Skala Locus of Control (Roller, 1966), Skala Sense of Purpose (httpllwww_authentichappiness.orgl). Adapun Skala kemandirian dan Skala Keterampilan Sosial dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka teori yang mendasarinya. Untuk mengukur Keterampilan Menyelesaikan Masalah dibuat kasus di mana responden ditugaskan untuk memberikan solusi atas kasus tersebut. Data tentang kesempatan untuk bisa berpartisipasi dalam suatu aktivitas kelompok, hubungan yang hangat dan harapan yang tinggi dari Iingkungan akan diungkap melalui skala dan formulir data pribadi serta wawancara.
Alat ukur kernudian diujicobakan. Dengan analisis faktor didapatkan matriks faktor loading. Item yang memiliki skor loading 0.300 (item skala yang dipakai dalam penelitian ini memiliki nilai loading yang bergerak antara 0.300-0.606). Uji reliabilitas dilakukan dengan pendekatan alpha-Cronbach. Dengan koefisien a yang bergerak antara 0.602 - 0.935, skala tersebut dianggap reliabel sebagai alat ukur.
Sesuai dengan tujuan penelitian, data dianalisis dengan Analisis Statistik Deskriptif dan Analisis Regresi serta Analisis Kualitatif. Hasilnya adalah (1) Remaja memiliki tingkat resiliensi yang tinggi (2) Faktor protektif secara keseluruhan hanya memberikan sumbangan sebesar 29.3% untuk tingginya tingkat resiliensi remaja yang menjadi responden penelitian (R2 = 0.293), sisanya sebanyak 70.7% ditentukan oleh faktor lain (3) saat faktor protektif diregresikan satu persatu, yang memberikan sumbangan secara signifikan pada tingkat resiliensi remaja hanya faktor keterampilan sosial sebesar 9.8% dan harapan dari lingkungan sebesar 14.9% (4) remaja memiliki tingkat keterampilan sosial yang tinggi, keterampilan menyelesaikan masalah yang balk, otonom dan sense of purpose yang jelas serta locus of control yang internal; kesempatan yang Iuas untuk bisa berpartisipasi dalam suatu aktivitas kelompok, memiliki harapan yang tinggi dan lingkungan dan hubungan yang hangat dengan lingkungan pada level sedang. Dari hasil analisis kualitatif ditemukan faktor lain yang diasumsikan memberikan pengaruh pada resiliensi responden, yaitu jaringan teman, sekolah, memiliki sejumlah prang yang memberikan bimbingan dan arahan serta adanya role model.
Setelah dilakukan analisa tambahan diperoleh hasil: (1) ada perbedaan yang signifikan antara remaja laki-laki dan remaja perempuan pada faktor keterampilan sosial, autonomy, kesempatan untuk berpartisipasi dalam aktivitas kelompok dan harapan yang tinggi dari lingkungan. Remaja perempuan memiliki keterampilan sosial dan autonomy yang lebih balk dibandingkan remaja laki-laki. Lingkungan juga meletakkan harapan yang lebih tinggi pada perempuan. Sedangkan kesempatan untuk beraktivitas dalam kegiatan kelompok, laki-laki memiliki kesempatan yang lebih banyak dibandingkan perempuan. (2) Tidak ada perbedaan tingkat resiliensi pada remaja awal, tengah dan akhir (3) remaja tengah paling tinggi tingkat kemahdiriannya dibandingkan remaja awal dan akhir (4) kesempatan untuk beraktivitas dalam kelompok paling besar dimiliki oleh remaja awal (5) lingkungan memiliki harapan yang paling tinggi terhadap remaja akhir dibandingkan remaja awal dan tengah.