Penelitian ini menggambarkan penerapan program intervensi terhadap kelompok pemuda di Desa Sumurugul untuk meningkatkan partisipasinya dalam berorganisasi. Program Intervensi ini dilakukan di Desa Sumurugul Kecamatan Wanayasa Kabupaten Punvakarta Jawa Barat yang merupakan satu desa yang pernah melaksanakan program pemerintah yaitu Gerakan Sayang Ibu (GSI) namun belum berhasil walaupun sudah pernah mendapat bantuan acing (minigrant). Pelaksanaan program intervensi sosial dilaksanakan oleh satu tim intervensi yang berjumlah sebelas orang yang semuanya adalah mahasiswa Program Pascasarjana Psikologi Intervensi Sosial dengan target intervensi yang berbeda-beda. Untuk program individu intervensi yang dilakukan adalah untuk meningkatkan partisipasi pemuda dalam berorganisasi. Adapun bentuk pelaksanaan program intervensi sosial adalah berupa pelatihan, diskusi dan pemilihan ketua karang taruna. Berdasarkan Teori Belajar Untuk Orang Dewasa (Andragogi) yang dikutip dari buku T&D (Dugan Laird) dimana dalam pembelajaran orang dewasa penekanannya adalah pada belajar dad pengalaman (Experiential Learning) Maksud dan tujuan belajar melalui pengalaman adalah untuk memberikan tiga dampak pokok pada si pelaku pertama struktur kognitif si pelaku dapat dirubah, kedua sikap dapat diperbaiki dan ketiga perilaku berkait dengan perbendaharaan keahlian si pelaku dapat berkembang luas. Ketiga unsur ini saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dari hasil post test yang dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi menunjukkan adanya perubahan. Kelompok pemuda dapat menunjukkan partisipasi mereka terutama dalam berorganisasi, dimulai dengan bertambahnya wawasan dan pengetahuan mereka tentang organisasi, kemampuan dalam menyusun rencana kegiatan organisasi sampai dengan terpilihnya satu orang untuk menjadi ketua karang taruna desa.
Hasil evaluasi yang dilakukan setelah pelaksanaan program intervensi memberikan hasil aktifnya kembali organisasi karang taruna untuk melakukan kegiatan kepemudaan yang sekaligus sebagai wadah bagi remaja untuk berorganisasi.