Pasar modal mempunyai tingkat pengembalian yang relatif tinggi dibanding dengan instrumen investasi lainnya, namun demikian investasi ini juga mempunyai resiko lebih tinggi, atau sering disebut istilah high risk high return. Beberapa penelitian di luar negeri terutama di negara-negara yang sudah mapan perdagangan pasar modalnya mempercayai bahwa tingkat pengembalian saham pada bulan Januari akan mengalami perubahan positif yang signitikan. Abnormal tingkat pengembalian ini sering juga disebut "January Effect".
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana kenaikan tingkat pengembalian itu atau "January Effect" dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain. Lebih lanjut penelilian ini akan mengambil saham-saham di Bursa Efek Jakarta yaitu: Holcim Indonesia Tbk (SMCB), Jaya Pari Steel Corp. Tbk (JPRS), Berlina Tbk (BRNA), JAPFA Tbk (JPFA), United Tractors Tbk (UNTR), Bayu Buana Tbk (BAYU), Astra Graphia Tbk (ASGR), Multipolar Tbk (MLPL), Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), dan Jakarta International Hotel Tbk (JIHD). Sementara variabel-variabelnya adalah : Tingkat pengembalian saham bulan sehelumnya (Desember), Indek Harga Saham Gabungan (IHSG), lnflasi, Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) dan nilai konversi satu dolar AS terhadap Rupiah (Kurs).
Pengaruh variabel-variabel terhadap tingkat pengembalian saham bulan Januari tahun 1989 sampai dengan 2006 dilakukan dengan regresi menggunakan 3 model yaitu:
1. Model ke-1 : Pengaruh Indek Harga Saham Gabungan terhadap Januari Effect pada masing-masing saham
2. Model ke-2 : Pengaruh Ekonomi Makro (lnflasi, SBI, Kurs) terhadap januari Effect pada masing-masing saham
3. Model ke-3 : Pengaruh return desember, IHSG & Ekonomi Makro terhadap Januari Effect pada masing-masing saham.
Regresi dilakukan dengan menggunakan software E-Views 4.1
Hasil dari penelitian adalah: tingkat pengembalian dan resiko saham-saham pada bulan Januari yang diteliti di Bursa Efek Jakarta tidak membedakan hasil yang seragam. Saham SMCB, UNTR dan MLPL adalah saharn dengan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan return pasar (IHSG). Saham MLPL mempunyai tingkat pengembalian paling tinggi sekaligus mempunyai resiko yang paling tinggi. Indek Harga Saham Gabungan secara umum berpengaruh positif tefhadap saham SMCB, BRNA, JPFA, JPRS, UNTR, BAYU, ASGR, MLPL, JIHD sehingga kenaikan pasar mampu terrefleksi juga pada saham-saham yang diteliti walaupun signifikansiya lemah.
Tingkat pengembalian bulan Desember berpengaruh negatif pada saham-saham SMCB, IFRS, BRNA, JPFA, UNTR, BAYU, BNBR hal ini dapat diartikan return pada bulan Januari akan berbanding terbalik dengan return bulan Desember. Dengan demikian Abnormal return terjadi pada bulan Januari atau sering disebut dengan January Effect. Inflasi berpengaruh negatif pada saham SMCB, BRNA., JPFA, UNTR, BAYU, ASGR, MLPL, dan BNBR hal ini dapat diartikan bahwa inflasi berlawanan arah dengan Saham-saham tersebut atau dengan kata lain apabila inflasi mengalami kenaikan maka return saham-saham tersebut mengalami penurunan. Suku Bunga Bank Indonesia berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian saham SMCB, BRNA, UNTR, ASGR, MLPL atau berlawanan arah dengan SBI.
Secara umum Makro ekonomi akan mempengaruhi Tingkat pengembalian saham pada bulan Januari meskipun signifikansinya lemah.
The capital market has a rate of return which relatively higher than other investment instruments. In spite of that, this investment has a higher risk which was known as ?high risk high return". Some researches in abroad, especially in the established countries, which have the progressive capital market trade, believes that the stock return of on January will experience the significantly positive alternation. The anomaly of this rate of return is often named as ?January Effect".This research is aimed to see how far the increase of the return, or January Effect, can be explained by the other variables. For more detail, this research will take the stocks in Jakarta Stock Exchange (Bursa Efek Jakarta/BEJ), i.e.: Holcim Indonesia, Tbk (SMCB), Jaya Pari Steel Corp., Tbk (JPRS), Berlina, Tbk (BRNA), JAPFA, Tbk (JPFA), United Tractors, Tbk (UNTR), Bayu Buana, Tbk (BAYU), Astra Graphia, Tbk (ASGR), Multipolar, Tbk (MLPL), Bakrie & Brother, Tbk (BNBR), dan Jakarta International Hotel, Tbk (JIHD). Meanwhile, the variables that will be taken for this research are the return stock on previously month (December), ?Indeks Harga Saham Gabungan (lHSG)", inflation, BI rate (?SBI"), and the conversion value of one dollars toward Rupiah (a rate of exchange).The implication of these variables to the stock return of January 1989 till 2006 is conducted with 3 (three) models of regression:1. The first model : The implication of ?IHSG? toward January Effect on respectively stock, 2. The second model : The implication of macro economy variables (such as inflation. ?SBI", rate of exchange) toward January Effect on respectively Stock,3. The third model : The implication of December return, ?lHSG", and macro economy variables toward January Effect on respectively stock.These all three models used regression analyses which utilize E-views 4.1. Software.The result of this research is: the return and the stock risk on January, which are studied in ?Bursa Efek Jakarta (BEJ)", give a various output. The stocks of SMCB, UNTR., and MLPL have the higher return than H-ISG or market return. MLPL security has the highest return and also the highest risk all at once. Generally, ?Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)" has positive implication on SMCB, BRNA, JPFA, JPRS, UNTR, BAYU, ASGR, MLPL, and JH-ID stocks. Thus, it can say that the market return is also able reflected on the studied stocks although it has a weak significance. The December return rate has negative implication on SMCB, JPRS, BRNA, JPFA, UNTR, BAYU, BNBR stocks. This means the January return will be contrary with December return. Thus, the anomaly of return will be on January or it often be said as ?January Effect". The implation also has negative implication on SMCB, BRNA, JPFA, UNTR, BAYU, ASGR, MLPL, and BNBR stocks. This means the inflation is contrary with those stocks, or in other words, if the inflation increases, the stock return will decrease. BI rate has negative implication on SMCB, BRNA, UNTR, ASGR, MLPL stocks, or this means it?s also contrary with "SBI",Generally, economy macro variables will implicate stock return rate on January although it has weak significance.