Perilaku menyontek merupakan salah satu masalah yang dihadapi lembaga pendidikan untuk beberapa dasawarsa ini dan akan terus menjadi perhatian dalam dunia pendidikan. Mahasiswa pada masa sekarang lebih banyak melakukan tindakan menyontek dibandingkan dengan mahasiswa pada 10 tahun yang lalu. Murdock dkk. (2004) dalam penelitiannya menemukan sekitar 70% mahasiswa mengaku menyontek pada saat ujian dan Shepherd (dalam Klausmeier, 1985) melaporkan bahwa 96% mahasiswa mengaku menyontek beberapa kali pada saat ujian.
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek, Nusolahardo (1988) menemukan adanya hubungan antara konsep-diri dengan sikap terhadap tingkah lake menyontek. Sedangkan Cizek, 1999; Evans dkk.(dalam Finn & Frone, 2004) dalam penelitiannya mendapatkan siswa yang memiliki efficacy yang tinggi akan kemampuan akademiknya menunjukkan perilaku menyontek yang rendah bila dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat efficacy yang rendah. Sementara Newstead dkk.(1996) menemukan bahwa perilaku menyontek terjadi karena ada tekanan dari kelompoknya, untuk membantu teman, dan karena semua orang melakukannya. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut lah tujuan penelitian ini mengungkap faktor self-efficacy dan konsep-diri sebagai faktor internal, dan konformitas terhadap kelompok sebaya sebagai faktor eksternal, sebagai variabel-vriabel yang mempengaruhi perilaku menyontek.
Sampel penelitian ini adalah 150 mahasiswa IA1N "SMH" Banten semester dua di Fakultas Tarbiyah dan Adab, diperoleh berdasar accidental sampling. Mat ukur self-efficacy menggunakan dimensi-dimensi yang digunakan oleh Wood dan Locke (dalam Maurer & Pierce, 1998), konsep-diri menggunakan modifikasi dan adaptasi TSCS (Tennessee Self Concept Scale), konformitas kelompok sebaya menggunakan kuesioner yang berdasarkan dimensi-dimensi dari Sears dkk. (1991), dan perilaku menyontek menggunakan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Finn dan Frone (2004) dan Abramovitz (2000).
Dan 4 hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara self-efficacy dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 2) Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara konsep-diri dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 4) Secara bersama-sama ada kontribusi yang signifikan antara self-efficacy, konsep-diri dan konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek pada mahasiswa, hasil analisis parsial dan regresi ganda, hasilnya hanya konformitas terhadap kelompok sebaya yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku menyontek mahasiswa.
Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, penelitian lanjutan perlu dilakukan, antara lain dengan melibatkan faktor performa akademik yaitu, persistensi dalam variabel self-efficacy dan melibatkan variabel karakteristik kelas (seperti ukuran kelas, pengaturan tempat duduk, pengawasan ujian yang lemah, dan sangsi yang kurang diberlakukan) sehingga dapat memperkaya dan menjelaskan kecenderungan perilaku menyontek pada mahasiswa.