Kondisi perekonomian Indonesia tahun 2001 telah bergerak ke arah pemulihan meskipun secara lambat, hal ini dapat dilihat dari perbaikan indikator makroekonomi seperti peningkatan produk domestik bruto, inflasi yang terkendali, penguatan nilai tukar rupiah terhadap US$ dan penurunan tingkat suku bunga yang relatif rendah. Berdasarkan indikator Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta juga mulai meningkat volume dan nilai perdagangan. Pemulihan perekonomian nasional ini ternyata belum mampu meningkatkan kegiatan investasi secara langsung. Fenomena yang muncul adalah banyak investor yang menginvestasikan dananya secara tidak langsung melalui pasar modal seperti pembelian reksadana.
Reksadana sebagai salah satu instrumen investasi secara tidak langsung dalam bentuk portofolio mengalami peningkatan unit penyertaan dan nilai aktiva bersih yang cukup cepat. Pertumbuhan pada reksadana melebihi pertumbuhan deposito dan investasi yang lain. Hal ini menunjukkan adanya ekpektasi dari para investor untuk memperoleh premium return diatas rata-rata return bentuk investasi yang lain. Salah satu daya tarik investasi pada reksadana di banding investasi yang lain adalah insentif perpajakan dalam bentuk pembebasan pengenaan pajak atas return yang diperoleh. Diantara beberapa jenis reksadana, ternyata reksadana yang berbasis pendapatan tetap mengalami pertumbuhan jumlah pemilik dan kapitalisasi yang cukup besar.
Hal-hal diatas menjadi ide menarik bagi penulis untuk melakukan analisa terhadap faktor-faktor makroekonomi dan tingkat pengembalian pasar terhadap imbal basil (return) dari reksadana. Penganalisaan dengan melakukan penelitian pada pengaruh faktor-faktor makroekonomi yang meliputi inflasi, suku bunga SBI dan nilai tukar rupiah terhadap US $ dan tingkat pengembalian pasar {IHSG} terhadap imbal hasil reksadana pendapatan tetap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menjelaskan seberapa jauh pengaruh variabel makroekonomi dan tingkat pengembalian pasar (1HSG) terhadap imbal hasil reksadana pendapatan tetap dalam kurun waktu tahun 2001 hingga tahun 2003. Sementara itu, signifikansi dalam penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi penelitian mengenai reksadana untuk memperkaya khasanah ilmu keuangan di Indonesia sebagai wahana investasi ini relatif baru.
Penelitian dilakukan secara time series terhadap data inflasi. suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap US$ dan tingkat pengembalian pasar (IHSG) sebagai variabel eksogen dan imbal hasil reksadana pendapatan tetap sebagai variabel endogen. Adapun model pengolahan data yang digunakan dalam penelitian adalah Vector Autoregression (VAR) dengan menggunakan software EVIEWS 4.1. Penggunaan model VAR dikarenakan model ini dianggap lebih efisien, tepat dan tidak bias dalam mengestimasi koefisien yang diinginkan. Data variabel eksogen dan endogen yang digunakan dalam penelitian adalah data runtun waktu sehingga perlu diuji stasioneritas datanya. Untuk menguji stasioneritas data dilakukan dengan menggunakan uji akar unit (unit root lest) dengan metode Augmented Dickey Fuller (ADF).
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dengan menggunakan model Vector Autoregression (VAR) adalah sebagai berikut : (1) berdasarkan R-square ,faktor-faktor makroekonomi yaitu inflasi, suku bunga SBI, kurs dan tingkat pengembalian pasar (1HSG) secara bersama-sama hanya mampu menjelaskan 17% terhadap imbal basil reksadana pendapatan tetap, (2) Dari uji F dan uji t tidak ada variabel makroekonomi dan tingkat pengembalian pasar baik secara individu maupun bersama-sama mampu mempengaruhi imbal hasil reksadana pendapatan tetap, (3) lag pertama dan lag kedua imbal hasil reksadana mempunyai kontribusi yang lebih besar dibandingkan faktor-faktor makroekonomi dan tingkat pengembalian pasar (IHSG).
The condition economic of Indonesian in 2001 have moved up direction to recovery even move slowly, This matter can be seen from stability of macroeconomic indicator like the increase of gross domestic bruto, controlled inflation, stability of exchange rates and the decrease of interest rate. Base on stock price index indicator, stock trading in capital market so begin increase pursuant to increase. Recovery economics in the reality not yet can increase investment directly. But, the phenomenon which in emerge is many funder invest his fund indirectly. One of investment instrument is growing fast is mutual fund.Mutual fund as one of indirect investment in portfolio shows out faster growth. Mutual fund grow exceed growth of other investment and time deposit . This matter shows existence of expectation from funder to get premium rate of return above average return on other investment. One of the attractive of mutual fund compared others is taxation incentive in form free taxation. Between some of mutual fund , in the reality being mutual fund fix income is growth capitalization.The things above becoming an interesting idea to me to analyze the factors macroeconomic and rate of return market to return mutual fund fix income. Analyzing by doing research influence of macroeconomic covering inflation, rate of interest of SBI ,exchange rate and market return to mutual fund fix income. This study aim to analyze and explain how far influence of variables of macroeconomic and market return to mutual fund fix income return. The study contribution concerning mutual fund in Indonesia because this investment relatively newly. As for data used in this study are based on macroeconomics data like inflation, rate of interest, exchange rate and market return data. For population data taked is mutual fund fix income return.This study is done by time series to inflation, rate of interest SBI, exchange rate and market return as exogenous variable and mutualmac fund fix income as endogenous variable. The research method used is Vector Auto regression. Using this method because this models assumed more efficient, accurate and not byas to estimate expected coefficients. Exogenous and endogenous variable data used in study is time series data so that required to stationary test. Data stationary test doer by using unit root test with Augmented Dickey Fuller (ADF).Result of study show that by using method Vector Auto regression shall be as followers(1) Pursuant to R-Square, factors of macroeconomic like inflation, SBI interest rate, exchange rate and market return only can explain 17% to mutual fund fix income return.(2) From F-test and t-test , no exogenous variable either though individual and also together can influence mutual fund fix income return.(3) First lag and second lag mutual fund fix income return have larges ones contribution compared to factors of macroeconomic and market return.