ABSTRAKDari tahun 1987 sampai dengan akhir Juli 1993 terdapat 164 Emiten yang mencatatkan saham di Bursa Efek Jakarta. Total volume perdagangan 318,74 juta lembar saham dengan nilai Rp. 1,24 trilyun. Dalam periode yang sama rata-rata volume perdagangan perhari 14,5 juta lembar saham dengan nilai Rp. 56,4 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa ada kecenderungan masyarakat untuk menginvestasikan dananya ke dalam saham. Memilih saham sangat menentukan keberhasilan investor, karena tujuan utama investor adalah Capital Gain. Menentukan harga saham hanya mungkin terjadi Magi investor yang rasional. Dalam arti bahwa harga saham ditentukan dan dipengaruhi faktor-faktor fundamental.
Penelitian ini hanya difokuskan kepada penilaian harga saham menurut model Du Pont System dengan melihat variabel Return On Equity (ROE), Nilai Buku Saham (BVS), Price Earning Rata-rata seluruh perusahaan (Mmkt), Price Earning Ratio Relatif suatu perusahaan tertentu dibandingkan pasar. Penelitian dilakukan terhadap 15 perusahaan manufactur yang membagikan dividen pada bulan Agustus dan September 1993. Dengan anggapan perusahaan stabil dan mempunyai transaksi Likuid, dan rentang waktu Juli 1992 sampai dengan September 1993, mengingat selama rentang waktu ini BEJ telah diswastakan dengan harapan telah terjadi mekanisme pasar.
Hasil penelitian menunjukkan dari 15 perusahaan yang diteliti, harga saham dari 10 perusahaan mempunyai persentase perbedaan harga saham dibawah 5 %, 3 perusahaan mempunyai persentase perbedaan harga saham di bawah 10%, 2 perusahaan mempunyai persentase perbedaan harga saham dibawah 25% dibandingkan dengan harga saham.
Menguji model Du Pont System dilakukan uji statistik 2 rata-rata dengan tingkat kepercayaan 5%. Hasil hipotesa T hitung adalah -0,4962 dan 0,025 tabel adalah - 2,108 dan 2,108 T hitung berada didaerah penerimaan.