Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan Beban pajak tangguhan dalam memprediksi manajemen laba di Indonesia. Lebih lanjut penelitian ini akan membandingkan kemampuan beban pajak tangguhan dibandingkan dengan metode akrual yang selama ini digunakan sebagai pengukur manajemen laba.
Berdasarkan penelitian Philips, Pincus, Rego (2003), pengukur manajemen laba yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pendekatan distribusi pendapatan. Hasil penelitian atas perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BET dalam kurun waktu 1999 - 2002 menunjukkan terjadinya ketidaknormalan dalam distribusi laba, dimana jumlah perusahaan yang melaporkan laba kecil (small prafit firms) jumlahnya di atas ekspektasi, sementara perusahaan yang melaporkan kerugian kecil (small loss firms) jumlahnya di bawah ekspektasi. Dengan demikian small profit firms dianggap melakukan sebagai pengukur perusahaan yang melakukan manajemen laba yang lebih tinggi (dibandingkan small loss firms).
Model Regresi Probit digunakan untuk menganalisa hubungan Behan pajak tangguhan dan Akrual dengan probabilitas perusahaan melakukan manajemen laba untuk melewati earnings threshold. Variabel indepanden akrual diukur dengan menggunakan tiga model akrual, yaitu Total Accruals (Healy, 1985), Aloded Jones Model (1995) dan Forward Looking Model (Dechow, 2003).
Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa Beban pajak tangguan dan ketiga model aknal memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap probabilitas perusahaan melakukan manajemen laba untuk menghindari kerugian. Artinya semakin besar nilai variabel Beban pajak tangguhan dan Akrual perusahaan, semakin besar probabilitas perusahaan tersebut melakukan manajemen laba. Dari tiga model yang digunakan dalam penelitian ini, variabel Beban pajak tangguhan memiliki signifikansi yang sama dengan model Total Akrual tetapi menunjukkan signifrkansi yang lebih tinggi dibandingkan kedua model Discretionary Accrual. Hal ini menunjukkan bahwa Beban pajak tangguhan dapat dijadikan alternatif terhadap model akrual dalam menjelaskan fenomena manajemen laba di sekitar earnings threshold.
Selain melihat kemampuan Beban pajak tangguhan dalam memprediksi manajemen laba yang dilakukan untuk menghindari pelaporan kerugian, penelitian ini juga dimaksudkan untuk melihat kemampuan Beban pajak tangguhan dalam memprediksi manajemen laba secara umum. Pengujian dilakulan dengan melakukan regresi antara faktor-faktor yang menyebabkan manajemen laba dengan Beban pajak tangguhan dan Akrual. Faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi manajemen laba adalah ukuran (size) perusahaan, besarnya kantor akuntan publik yang mengaudit perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan (growth) dan besarnya hutang (debt) perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab manajemen laba ini tidak dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada Beban pajak tangguhan. Sementara faktor-faktor tersebut dapat menjelaskan ketiga model akrual secara signifikan. Penemuan ini menunjukkan penggunaan beban pajak tangguhan sebagai pengukur manajemen laba secara umum masih diragukan.
This study is intended to investigate whether the Deferred Tax Expenses analysis can be employed to predict earnings management in Indonesia. Furthermore this research will compare the Deferred Tax Expenses method and the accrual method as the proxy of Earnings Management.Consistent with Phillips, Pincus and Rego's Research, earnings management proxy used in this study is based on earnings distribution approach. The result on listed companies at the TSX during 1999 - 2002 show abnormality in earnings distribution, whereas total small profit firms are above expectations, meanwhile total small loss firms are the opposite. Based on these finding, small profit firms are used as the proxy for earnings management firms (compared to small loss firms).Profit regression model is used to analyze the relation between Accrual and Deferred Tax Expenses with the probability of earnings management. The Accrual variable is measured using three accrual models: Total Accruals (Healy, 1985), Modified Jones Model (1995), and Forward Looking Model (Dechow, 2003).This study finds that Deferred Tax Expenses and the three accrual measures have positive and significant impacts on the probability of earnings management to avoid losses. This means the bigger the value of Accrual and Deferred Tax Expenses the bigger the probability of earnings management practices. Of the three models used, the Deferred Tax Expenses variable has similar significances compared to Total Accrual model and higher significances compared to the Discretionary Accrual models. This shown that Deferred Tax Expenses can be used as an alternative to Accrual Models in explaining the earnings management phenomena around the earnings threshold.Asides analyzing the use of Deferred Tax Expenses in predicting earnings management to avoid losses, this, study also focused on analyzing the capability of Deferred Tax Expenses as earnings management's proxy on general basis. Testing was done using regression between factors that affected earnings management with Accrual and Deferred Tax Expenses. Factors considered to affect earnings management are company size, external auditors, profitability, growth, and total debt.This study shows that these factors can't explain the variation of Deferred Tax Expenses. Meanwhile it can be used to explain the three-accrual models significantly. This finding suggests that the use of deferred tax expenses as a proxy in earnings management in general basis is still in doubt.