Convertible bonds merupakan convertible securities, dimana pemiliknya mempunyai hak untuk menukarnya menjadi saham dalam jumlah tertentu. Convertible bonds disebut juga hybrid security karena merupakan perpaduan antara hutang (obligasi) dan opsi (option). Convertible bonds diperdagangkan secara terpisah dari underlying securities nya, kemudian setelah dikonversi menjadi saham akan menambah jumlah saham beredar. Pencatatan saham hasil konversi convertible bonds merupakan pencatatan saham basil konversi suatu sekuritas yang memiliki karakteristik hutang (obligasi). Pada saat dikonversi, hutang (obligasi) tersebut berubah menjadi saham.
Penelitian ini untuk menguji bagaimana pengaruh pencatatan saham hasil konversi convertible bonds terhadap harga saham di Bursa Efek Jakarta, apakah dapat dijelaskan dengan Substitution Hypothesis atau dengan Price-Pressure Hypothesis. Menurut Price-Pressure Hypothesis, terdapat penurunan harga saham pada saat penerbitan saham baru dan terdapat hubungan antara penambahan jumlah saham beredar dan harga saham. Sedangkan menurut teori yang berlawanan yaitu Substitution Hypothesis, seharusnya tidak terdapat efek harga (price effect) pada saat penerbitan saham baru dan harga saham suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh jumlah saham beredar. Substitution Hypothesis konsisten dengan Efficient Market Hypothesis karena dalam pasar modal yang efisien tidak ada efek harga (price effect) dari penerbitan saham baru pada saat issue date.
Penelitian mengenai pengaruh konversi convertible bonds ini menggunakan data penambahan jumlah saham beredar yang berasal dari pencatatan saham basil konversi convertible bonds di Bursa Efek Jakarta. Untuk menghitung abnormal return saham digunakan market adjusted return. Sedangkan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara size dan abnormal return saham dilakukan uji regresi dengan variabel terikat abnormal return dan variabel babas size. Dari hasil uji empiric dapat dikatakan bahwa pencatatan saham hasil konversi convertible bonds tidak menyebabkan adanya abnormal return pada saham perusahaan, serta tidak ada hubungan antara peningkatan jumlah saham (size) dan abnormal return saham perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan Substitution Hypothesis yang juga konsisten dengan Efficient Market Hypothesis.