Tujuan penelitian ini adalah memahami bagaimana peran spiritualitas dalam memprediksi gejala depresi pada emerging adult. Penelitian ini menduga bahwa spiritualitas merupakan prediktor depresi, semakin tinggi spiritualitas maka semakin rendah gejala depresi. Untuk membuktikan dugaan, penulis melibatkan 129 partisipan dengan rentang umur 18-25 tahun dalam penelitian cross-sectional. Partisipan dalam penelitian ini mengerjakan dua alat ukur (spiritualitas dan depresi). Spiritualitas diukur menggunakan Spiritual and Activity Involvement List (SAIL), sedangkan gejala depresi diukur menggunakan Beck’s Depression Inventory (BDI-II). Adapun analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana untuk menguji hipotesis. Hasilnya, spiritualitas terbukti memprediksi gejala depresi secara negatif (B = -0.17, p < .05). Dari hasil penelitian ini, terdapat sumbangan temuan untuk teori dan solusi praktis untuk emerging adult dalam meraih kesehatan mental yang lebih baik.
This research aims to understand the role of spirituality in predicting the symptoms of depression in emerging adults. This study hypothesized that spirituality is the predictor of depression; the higher the spirituality, the lower the symptoms of depression. To test the hypotheses, the author studied 129 participants aged 18-25 in this cross-sectional study. The participant in this study did two measurements (Spirituality and Depression). The Spiritual and Activity Involvement List (SAIL) was used to measure Spirituality, while the Beck Depression Inventory-II (BDI-II) was used to measure the symptoms of depression. As for the analysis, the author used Simple Linear Regression to test that hypothesis. The result showed that spirituality is proven to predict the symptoms of depression negatively (B = -0.17, p<.05). From this result, we can find a contribution of theoretical findings and practical solutions for emerging adults in achieving better mental health.