Pada penelitian ini dilakukan analisis sentimen berita konstituen indeks LQ45 terhadap pergerakan indeks LQ45 dengan mempertimbangkan intensitas berita. Dua metode analisis sentimen digunakan pada penelitian ini, pertama kamus Lougran dan McDonald sebagai ukuran sentimen keuangan. Kedua analisis sentimen TextBlob sebagai ukuran sentimen umum. Model Capital Asset Price (CAPM), Auto regresi (AR), Vektor Auto Regresi (VAR), tes kausalitas Granger, serta korelasi bergulir digunakan untuk melihat dinamika hubungan antara sentimen berita dan pergerakan indeks. Penelitian ini menemukan bahwa Intensitas berita menurun ketika terjadi krisis. Menariknya, intensitas berita meningkat secara drastis setelah kasus Covid-19 pertama. Sentimen berita memiliki korelasi dengan indeks cukup besar. Korelasi tersebut lebih besar ketika intensitas berita meningkat. Penelitian ini menemukan sentimen lebih memberikan efek lebih signifikan dalam kondisi intensitas berita yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil temuan tersebut sentimen berita merupakan salah satu faktor pembentuk harga yang tidak dapat diabaikan dalam analisis selanjutnya.
This study analyzed the sentiment of the constituent news of the LQ45 index on its index movement by considering the news intensity. Two Sentiment analysis methods are used in this study. The Loughran and McDonald's dictionary as a measure of financial sentiment, then TextBlob sentiment analysis as a measure of general sentiment. Capital Asset Pricing Model (CAPM), Autoregression (AR), Vector Auto Regression (VAR), Granger Causality test and rolling correlation are used to investigate the dynamic relationship between news sentiment and index movement. This research found that news intensity decreased during the financial crisis. Interestingly, news intensity increased significantly after the first Covid-19 case. Then the constituent news sentiment has a relatively strong correlation with the index movement. The correlation value is more significant when the intensity increases. This research found that the news sentiments have a more significant impact in the higher intensity condition. Derived from these findings, we concluded that news sentiment is one of the unignorably price-forming factors in further analysis.