Kerusakan lingkungan yang terjadi dalam skala besar berdampak pada semakin berkurangnya keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati memiliki peran penting yang berguna untuk kelangsungan hidup manusia dan memainkan peran sentral dalam pembangunan ekonomi. Kondisi ini membuat berbagai pihak menyadari pentingnya kontribusi mereka untuk mencegah kerusakan yang lebih parah lagi, tak terkecuali perusahaan yang baik secara langsung atau tidak banyak berkontribusi pada kerusakan lingkungan. Penelitian ini berusaha untuk melihat peran faktor institusional yaitu indeks lingkungan dan tata kelola negara serta peran dari tata kelola perusahaan yang diproksikan dengan ukuran dewan, proporsi dewan independen, keragaman dewan, dan adanya komite keberlanjutan terhadap pengungkapan keanekaragaman hayati mereka. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan di 37 negara selama periode 2016 hingga 2020. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan metode analisis berupa regresi logistik dan panel data fixed-effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh positif terhadap pengungkapan keanekaragaman hayati perusahaan adalah indeks kinerja lingkungan negara sebagai faktor institusional, ukuran dewan dan adanya komite keberlanjutan sebagai faktor yang mewakili mekanisme tata kelola perusahaan. Sedangkan indeks tata kelola negara dan proporsi dewan independen berpengaruh negatif. Terakhir, secara umum, keragaman dewan terbukti tidak berpengaruh terhadap pengungkapan keanekaragaman hayati tapi pengujian tambahan menunjukkan bahwa terdapat peran faktor ini di perusahaan yang berada di industri yang berdampak langsung terhadap lingkungan.
Environmental damage occurring on a large scale has an impact on the reduction of biodiversity. Biodiversity has an important role which is useful for human survival and plays a central part in economic development. This condition makes various parties realize the importance of their contribution to prevent further damage, including companies that directly or indirectly owe a lot to the environment. This study seeks to examine the role of institutional factors, namely the environmental index and state governance as well as the role of corporate governance as proxied by board size, proportion of independent boards, board diversity, and the existence of a sustainability committee on their biodiversity disclosure. The sample in this study is companies in 37 countries during the period 2016 to 2020. This research is quantitative and uses analytical methods in the form of logistic regression and fixed-effect data panels. The results show that the factors having a positive effect on the company's biodiversity disclosure are the country's environmental performance index as an institutional factor, the size of the board and the existence of a sustainability committee as a factor that represents the corporate governance mechanism. Meanwhile, the world governance index and the proportion of independent boards have a negative effect. Lastly, in general, board diversity has proven to be insignificant but has a role in companies located in industries that have a direct impact on the environment.