Sejak zaman dahulu kala, Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan tradisi yang diturunkan secara turun-temurun. Salah satu wujud dari upaya pelestarian budaya dan tradisi tersebut adalah wastra nusantara. Di Indonesia, industri tekstil untuk wastra nusantara cukup produktif dan bervariasi di seluruh wilayah Indonesia. Meskipun begitu, penggunaan produk wastra nusantara hingga saat ini masih lebih didominasi untuk kepentingan ekspor. Sementara itu, pada kehidupan sehari-hari, masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, yaitu Generasi Y (milenial) dan Generasi Z, masih menganggap bahwa pemakaian wastra nusantara hanya perlu dipakai untuk acara-acara khusus. Untuk meningkatkan tingkat minat Generasi Y dan Z terhadap wastra nusantara, diperlukan analisis terhadap faktor yang mempengaruhi tingkat minat Generasi Y dan Z terhadap wastra nusantara, agar dari faktor- faktor tersebut dapat dibentuk strategi untuk meningkatkan tingkat minat untuk pemakaian dan pembelian wastra nusantara. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi guna mengoptimalkan tingkat pemakaian dan konsumsi wastra nusantara oleh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh Generasi Y dan Z, dengan mengembangkan model konseptual menggunakan instrumen dari theory of planned behavior (TPB). Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada generasi Y dan Z di seluruh wilayah Indonesia. Selanjutnya, partial least square (PLS) digunakan untuk menganalisis kedua model. Metode Ansoff matrix digunakan untuk perumusan dan pengembangan strategi, serta metode analytical hierarchy process digunakan untuk validasi dan pemilihan strategi. Berdasarkan analisis model Generasi Y, 6 hipotesis diterima dan 2 hipotesis ditolak. Sedangkan pada analisis model Generasi Z, 5 hipotesis diterima dan 3 hipotesis ditolak. Berdasarkan perumusan dan pengembangan strategi menggunakan Ansoff matrix, 6 rekomendasi strategi untuk masing-masing model diajukan, kemudian 3 strategi untuk masing-masing model dipilih sebagai prioritas atau fokus utama berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analytical hierarchy process.
..... Since ancient times, Indonesia is a country that is rich in culture and traditions that have been passed down from generation to generation. One manifestation of efforts to preserve culture and tradition is the traditional fabrics. In Indonesia, the textile industry for traditional fabrics and garments is quite productive and varies in entire archipelagos. Nevertheless, the use of Indonesian textile products is still dominated for export purposes. Meanwhile, in everyday life, Indonesian people, especially the younger generation, particularly Generation Y (millennial) and Generation Z, still think that the use of Indonesian traditional fabrics only needs to be worn for special occasions. To increase the level of interest of both generations in Indonesian traditional fabrics, it is necessary to analyze the factors that influence the level of interest of them in Indonesian traditional fabrics so that from these factors a strategy can be formed to increase the level of interest in using and purchasing archipelago literature. This study aims to formulate a strategy to optimize the level of use and consumption of archipelago literature by Indonesian people in their daily lives, especially by Gen Y and Z, by developing a conceptual model using instruments from the theory of planned behavior (TPB). Data collection was carried out by distributing questionnaires to Gen Y and Z throughout Indonesia. Furthermore, partial least squares (PLS) are used to analyze both models. The Ansoff matrix method is used for strategy formulation and development, and the analytical hierarchy process method is used for strategy validation and selection. Based on the analysis of the model of Gen Y, 6 hypotheses were accepted and 2 hypotheses were rejected. Meanwhile, in the analysis of the model of Gen Z, 5 hypotheses were accepted and 3 hypotheses were rejected. Based on the formulation and development of strategies using ansoff matrix, 6 strategic recommendations for each model are proposed, then 3 strategies for each model are selected as priorities or main focus based on the data processing results using the analytical hierarchy process