Manajemen stakeholder memiliki peranan penting dalam kesuksesan proyek karena strategi, rencana, metode, dan proses terhadap stakeholder akan sangat menentukan kesuksesan proyek. Sebagai salah satu industri yang menyumbangkan konsumsi material dan emisi tertinggi di dunia, project stakeholder memegang peranan penting dalam penerapan konstruksi berkelanjutan. Konstruksi ramping (lean construction) merupakan salah satu prinsip dalam penerapan konstruksi berkelanjutan yang dituangkan dalam Permen PUPR No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk stakeholder engagement assessment matrix dalam konstruksi ramping, menganalisis hambatan dan dorongan stakeholder dalam konstruksi ramping, dan mengembangkan strategi peningkatan bentuk stakeholder engagement assessment matrix untuk meningkatkan implementasi konstruksi ramping. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei kuesioner kepada 61 responden. Metode analisis data menggunakan Certainty Index, Relative Importance Index, Fuzzy AHP, dan Fuzzy-TOPSIS. Penelitian ini berfungsi sebagai pendukung stakeholder dalam pengembangan konstruksi berkelanjutan dan konstruksi ramping di Indonesia. Hasil temuan menunjukkan terdapat engagement gap pada stakeholder owner, kontraktor, konsultan perencana, supplier, pemerintah pusat, pemerintah daerah, LSM, dan masyarakat. Tidak terdapat engagement gap pada supplier dan investor proyek. Faktor penghambat tertinggi penerapan sustainable lean construction adalah kurangnya pengetahuan dan kemampuan dalam konstruksi ramping, sementara faktor pendorong tertinggi penerapan sustainable lean constrution adalah peningkatan efisiensi waktu dan stardisasi proses. Strategi peningkatan keterlibatan stakeholder dengan peringkat tertinggi adalah pembuatan regulasi dan standardisasi material ramah lingkungan oleh pemerintah pusat dan owner proyek.
Stakeholder management has an important role in the success of the project because the strategies, plans, methods, and processes for stakeholders will greatly determine the success of the project. As one of the industries that contributes the highest material consumption and emissions in the world, project stakeholders play an important role in implementing sustainable construction. Lean construction is one of the principles in implementing sustainable construction as outlined in the PUPR Ministerial Decree No. 9 of 2021 concerning Guidelines for the Implementation of Sustainable Construction. This study aims to analyze the stakeholder engagement assessment matrix in lean construction, analyze the obstacles and incentives of stakeholders in lean construction, and develop stakeholder engagement strategies to improve the implementation of lean construction. This research was conducted using a questionnaire survey to 61 respondents. The data analysis method uses Certainty Index, Relative Importance Index, Fuzzy AHP, and Fuzzy-TOPSIS. This research serves as a support stakeholder in the development of sustainable construction and lean construction in Indonesia. The findings of this research shows that there are engagement gaps in many project stakeholders as owners, contractors, consultants, suppliers, government, local governments, NGOs, and the community. There is no engagement gap in project suppliers and investors. The highest barrier to implement sustainable lean construction is the lack of knowledge and skills in using lean tools and principles, while the highest driver to implement sustainable lean construction is improved time efficiency and process standardization. The highest strategy for increasing the stakeholder engagement is by developing regulation and stadardizations of green and sustaianable material by governments and project owners.