Latar Belakang: Tindakan revaskularisasi menjadi hal yang penting dalam penyembuhan ulkus kaki diabetikum dengan penyakit arteri perifer, karena berperan dalam merestorasi fungsi perfusi jaringan tungkai. Selain itu, beberapa studi juga melaporkan bahwa tindakan ini juga dapat mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular. Namun, belum ada penelitian di Indonesia yang secara ekslusif membahas efektivitas revaskularisasi pada pasien ulkus kaki diabetik dengan penyakit arteri perifer. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan tingkat kesembuhan ulkus kaki diabetik dengan penyakit arteri perifer terhadap pasien yang dilakukan revaskularisasi maupun yang tidak dilakukan revaskularisasi.
Metode: Penelitian ini berlangsung dari Januari hingga Mei 2023, di RSUPN Cipto Mangunkusumo, dengan desain kohort retrospektif.
Hasil: Jumlah sampel pada masing-masing tindakan adalah 23 pasien. Tingkat kesembuhan pasien ulkus kaki diabetik dengan penyakit arteri perifer yang mendapatkan tindakan revaskularisasi adalah 78,3% (18 pasien), sementara yang tidak mendapatkan tindakan revaskularisasi 26,1% (6 pasien). Pasien yang menjalani tindakan revaskularisasi memiliki peluang 14,944 (1,102–202,692) kali lebih tinggi untuk mengalami kesembuhan luka dibandingkan pasien ulkus kaki diabetik dengan penyakit arteri perifer yang tidak mendapatkan tindakan revaskularisasi (p < 0,01). Setelah mengontrol faktor perancu, tindakan revaskularisasi tetap ditemukan berpengaruh terhadap kesembuhan pasien dengan WIfI stadium 2-3 memiliki peluang 11,926 (1,438–98,883) untuk mengalami penyembuhan luka dibandingkan pasien dengan WIfI stadium 4.
Kesimpulan: Tingkat kesembuhan pasien revaskularisasi lebih tinggi dibandingkan non-revaskularisasi. Selain itu, keparahan luka berdasarkan WIfI juga berpengaruh pada kesembuhan luka pasien.
Background: Revascularization is important in the healing of diabetic foot ulcers with peripheral arterial disease, because it plays a role in restoring the perfusion function of the leg tissues. In addition, several studies also report that this action can also reduce the risk of cardiovascular complications. However, there is no study in Indonesia that exclusively discusses the effectiveness of revascularization in diabetic foot ulcer patients with peripheral arterial disease. This study aims to compare the healing rates of diabetic foot ulcers with peripheral arterial disease in patients who underwent revascularization and those who did not undergo revascularization.Methods: This study was conducted from January to May 2023, at Cipto Mangunkusumo General Hospital, with a retrospective cohort design.Results: The number of samples in each group was 23 patients. The healing rate for diabetic foot ulcer patients with peripheral arterial disease who received revascularization was 78.3% (18 patients), while those who did not receive revascularization was 26.1% (6 patients). Patients who underwent revascularization had a 14.944 (1.102–202.692) times higher chance of getting their wound healed than patients with diabetic foot ulcers with peripheral arterial disease who did not receive revascularization (p <0.01). After controlling for confounding factors, revascularization was still found to have an effect on healing. Patients with WIfI stage 2-3 had a 11,926 (1,438–98,883) chance of experiencing wound healing compared to patients with stage 4 WIfI.Conclusion: The wound healing rate for revascularized patients is higher than non-revascularized patients. In addition, the severity of the wound based on WIfI score also affects the patient's wound healing.