Ketahanan keluarga merupakan unsur utama dalam tahap tumbuh kembang usia remaja. Keluarga yang mempunyai ketahanan keluarga yang kuat mampu memberikan kontribusi yang positif. Keberhasilan pemulihan dalam proses rehabilitasi dibutuhkan dukungan dari seluruh pihak yang berada di sekitar penyalah guna narkotika, khususnya peran dari keluarga. Pelaksanaan rehabilitasi narkotika secara rawat jalan menuntut peran besar dukungan dari pihak keluarga. Data klien rawat jalan di Klinik Swastinara BNN Kota Jakarta Selatan menunjukkan tidak semua klien dapat bertahan dalam program sesuai rencana terapi yang telah ditetapkan. Tujuan penelitian, Mengidentifikasi gambaran karakteristik ketahanan keluarga dalam dimensi ketahanan keluarga yang meliputi sistem keyakinan, proses organisasi, dan proses komunikasi dari keluarga klien rehabilitasi narkotika rawat jalan di Klinik Swastinara BNN Kota Jakarta Selatan. Metodologi penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan 10 informan. Hasil penelitian menyebutkan terkait dengan sistem keyakinan, pihak keluarga khususnya dari orang tua (ibu) dan pasangan (istri) mampu mengelola krisi penyalahgunaan narkotika yang dialami oleh anggota keluarganya. Meskipun, pada awalnya ada perasaan kecewa, takut, dan rasa penolakan. Proses organisasi, dukungan dari keluarga inti maupun keluarga besar memberikan dampak ketahanan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang menyalahgunakan narkotika. Proses komunikasi, informasi yang diberikan selama proses rawat jalan diyakini oleh para informan mampu memberikan input terhadap keluarga dalam menghadapi krisis. Komunikasi antar anggota keluarga semakin mengalami peningkatan dengan adanya krisis yang dialami oleh keluarga.
Family resilience is a major element in the growth and development stage of adolescence. Families that have strong family resilience are able to make a positive contribution. Successful recovery in the rehabilitation process requires support from all parties around drug abusers, especially the role of the family. The implementation of outpatient drug rehabilitation requires a large role of support from the family. Data on outpatient clients at Swastinara Clinic BNN Kota South Jakarta shows that not all clients can survive in the program according to the established therapy plan. The purpose of the study was to identify the characteristics of family resilience in the dimension of family resilience which includes belief systems, organizational processes, and communication processes from families of outpatient narcotics rehabilitation clients at Swastinara Clinic BNN South Jakarta City. The research methodology used a qualitative approach through in-depth interviews with 10 informants. The results of the study stated that related to the belief system, the family, especially from parents (mothers) and partners (wives) was able to manage the crisis of drug abuse experienced by family members. Although, at first there is a feeling of disappointment, fear, and a sense of rejection. The organizational process, support from the nuclear family and extended family have an impact on family resilience in the face of family members who abuse drugs. The communication process, information provided during the outpatient process is believed by informants to be able to provide input to the family in dealing with the crisis. Communication between family members is increasing with the crisis experienced by the family.