Penelitian ini menunjukan bahwa upaya yang telah dilakukan DVG dalam pemberantasan wabah malaria di Sindanglaut tidak menunjukan kesuksesan. Proyek pembangunan infrastruktur penunjang perkebunan dan pabrik gula mengakibatkan menjangkitnya wabah malaria di Sindanglaut. Dalam upaya menanganinya pemerintah Sindanglaut dibantu oleh Dienst der Volksgezondheid (DVG) sebagai Dinas kesehatan Masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Pada tahapan heuristik, penelusuran sumber meliputi kajian terhadap literatur, arsip-arsip pemerintah Hindia Belanda, serta surat kabar sezaman yang disusun menjadi satu kesatuan dalam narasi penulisan sejarah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bagaimana upaya DVG dalam menjalankan upaya- upaya pemberantasan wabah malaria di Sindanglaut tidak begitu signifikan dalam penurunan angka kematian ataupun penurunan jumlah yang terjangkit malaria. Dalam upayanya DVG melakukan tindakan-tindakan kuratif dan preventif, seperti melakukan penelitian dari sampel darah masyarakat yang terjangkit wabah, membangun layanan kesehatan hingga melakukan propaganda-propaganda kebersihan. Penelitian ini berfokus pada peranan dan upaya yang dilakukan oleh DVG dalam penanganan wabah Malaria, khususnya di wilayah perkebunan Sindanglaut pada tahun 1925—1940.
This research found that DVG efforts in eradicating malaria outbreak did not show a sign of success. Infrastructure development project to support plantation and sugar factory causes a breakout of malaria in Sindanglaut. Sindanglaut government assisted by Dienst der Volksgezondheid (DVG) is involved in it’s efforts. Methods used in this research is historical research methods including heuristic, veriffication, interpretation, and historiography. The heuristic step involves studies and literature searching, Hindia-Belanda government archives, and corresponding newspaper which is arranged into one in historical naration writing. This research found how DVG efforts in eradicating Sindanglaut malarai was not significant in it’s death toll nor infection rate. DVG did it’s currative and preventive efforts by doing blood sampling the infected, building healthcare service, and hygene propaganda. This research focuses on efforts and role of DVG in handling Malaria outbreak, specifically in Sindanglaut plantation from 1925— 1940.