Beruang madu (Helarctos malayanus) merupakan salah satu spesies dari Famili Ursidae dan dapat ditemukan di Pulau Sumatra dan Kalimantan. Ancaman yang dihadapi beruang madu di habitat alaminya menyebabkan diperlukannya lembaga konservasi ex-situ untuk melestarikan dan memastikan kesejahteraan beruang madu. Kebun Binatang Gembira Loka merupakan salah satu lembaga konservasi ex-situ yang berada di Yogyakarta, Indonesia. Beruang madu merupakan hewan soliter di alam, sedangkan beruang madu di penangkaran dapat ditempatkan di kandang yang sama. Penelitian ini dilakukan untuk menambah informasi mengenai interaksi antara sepasang beruang madu jantan dan betina dengan perbedaan usia yang mencolok yang ditempatkan di kandang peraga yang sama. Penelitian ini juga ingin mengamati perilaku reproduksi beruang madu jantan ketika ditempatkan di kandang peraga yang sama dengan beruang madu betina yang sudah melewati masa produktifnya. Subjek penelitian ini adalah seekor beruang madu jantan bernama Potter (8 tahun) dan seekor beruang madu betina bernama Tutik (24 tahun). Pengamatan dilakukan di Kebun Binatang Gembira Loka selama 100 jam atau 360.000 detik dengan metode focal animal sampling. Hasil yang didapat yaitu beruang madu jantan melakukan perilaku afiliatif dengan persentase sebanyak 94,82%, agonistik sebanyak 0,00%, dan reproduktif sebanyak 5,18%. Beruang madu betina melakukan perilaku afiliatif dengan persentase sebanyak 14,55%, agonistik sebanyak 76,37%, dan reproduktif sebanyak 9,09%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah beruang madu jantan lebih banyak melakukan perilaku afiliatif (94,82%) dibandingkan agonistik (0,00%) terhadap beruang madu betina. Beruang madu betina cenderung menghindari interaksi sosial dan lebih banyak melakukan perilaku agonistik (76,37%) terhadap beruang madu jantan. Selama waktu pengamatan, perilaku reproduktif lebih banyak dilakukan beruang madu jantan (19 detik) dibandingkan beruang madu betina (5 detik). Beruang madu jantan tetap melakukan perilaku sosial normal, baik reproduktif maupun nonreproduktif, walaupun tidak dibalas dan ditolak beruang madu betina yang sudah melewati usia produktif.
The malayan sun bear (Helarctos malayanus) is one of the species in Ursidae Family and can be found in the Island of Sumatra and Borneo. The threats that sun bears receive in its natural habitat lead to the need for ex-situ conservation to preserve and ensure the welfare of sun bears. Gembira Loka Zoo is one example of ex-situ conservation that is located at Yogyakarta, Indonesia. Sun bears are known to be solitary animals in the wild, however sun bears in captivity can be placed in the same enclosure. This study was done to add information about the interaction of male and female sun bear with prominent age gap when placed in the same enclosure. This study was also conducted to observe the male reproductive behavior when placed in the same enclosure with a female sun bear that has surpassed the productive age. The subject of this study was a male sun bear named Potter (8 years old) and a female sun bear named Tutik (24 years old). Observation was done for 100 hours or 360.000 seconds with focal animal sampling method. The result of this study is the male sun bear did affiliative behavior with the percentage of 94,82%, agonistic for 0,00%, and reproductive with 5,18%. The female sun bear did affiliative behavior with the percentage of 14,55%, agonistic with 76,37%, and reproductive with 9,09%. The conclusion of this study is the male sun bear did more affiliative behavior (94,82%) than agonistic behavior (0,00%). The female sun bear tends to avoid social interactions and did a lot of agonistic behavior (76,37%) towards the male sun bear. During observation, reproductive behavior was done more by the male sun bear (19 seconds) then the female sun bear (5 seconds). The male sun bear keeps on doing normal social behavior, whether it’s reproductive or non-reproductive, even though the behavior did not reciprocated and was rejected by the female sun bear that has surpassed the productive age.