Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) adalah alat kesehatan sekali pakai yang mendukung pelayanan di rumah sakit. Persediaan BMHP di Rumah Sakit Universitas Indonesia memiliki permasalahan ketidaksesuaian antara persediaan dengan pemakaian sehingga terjadi overstock atau deadstock di Unit Farmasi RSUI. Studi perencanaan dengan metode Always, Better, Control (ABC) dan Minimum Maximum Stock Level (MMSL) perlu dilakukan untuk menentukan prioritas serta jumlah persediaan minimum dan maksimum BMHP. Penelitian dilakukan secara observasional dengan menggunakan data retrospketif berupa data pengadaan dan pemakaian Unit Farmasi RSUI periode 2021—2022. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan pola persediaan BMHP serta menganalisis pengelolaan BMHP di Unit Farmasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah pemakaian BMHP pada 2021 dan 2022. Selanjutnya untuk mengevaluasi pengelolaan, dari 930 item BMHP dapat dikelompokkan prioritasnya dengan metode ABC menjadi kelompok A (74 item), kelompok B (184 item), dan kelompok C (672 item). Kemudian, dari perhitungan MMSL didapatkan stok minimal dengan rentang 0,9—35.690 unit dan stok maksimal dengan rentang 0,18—98.007 unit. MMSL juga bisa menurunkan nilai investasi dari stok akhir tahun hingga 77% sehingga kemungkinan terjadinya overstock dan deadstock bisa dikurangi. Hal ini membuktikan bahwa analisis dengan ABC dan MMSL bisa membantu rumah sakit menentukan prioritas dan melakukan pemesanan sesuai perhitungan.
Consumable medical materials (CMM) are single-use medical devices that support healthcare services in hospitals. The stock of consumable medical materials at RSUI have problem of discrepancy between the inventory and usage leading to overstock or deadstock in the hospital's Pharmacy Unit. A planning study using the Always Better Control (ABC) method and Minimum Maximum Stock Level (MMSL) needs to be conducted to determine priorities and the minimum and maximum stock quantities. This research conducted on observational basis using retrospective data on procurement and usage from the RSUI Pharmacy Unit for the period of 2021—2022. This study aimed to understand the changes in CMM inventory patterns and to analyze the management of CMM in the Pharmacy Unit. The results of the research show that there were differences in the amount of CMM usage between 2021 and 2022. Furthermore, to evaluate the management out of 930 CMM items, their priorities were classified using the ABC method into Group A (74 items), Group B (184 items), and Group C (672 items). Subsequently from the MMSL calculation, the minimum stock level ranged from 0.9—35.690 units, and the maximum stock level ranged from 0.18—98.007 units. MMSL also reduced the year-end stock investment value by up to 77%, thereby decreasing the likelihood of overstock and deadstock. This demonstrates that the ABC and MMSL analysis can assist hospitals in setting priorities and placing orders based on calculations.