kisah Sengsara Membawa Nikmat itu berkisah tentang Midun yang baik, tetapi ada sosok yang iri dengannya yakni, Kacak, keturunan bangsawan yang kaya raya.
Di sisi lain, Midun digambarkan sebagai sosok warga biasa yang baik hati sehingga kerabat-kerabat dekat sangat senang bisa berada di dekatnya. Dia pun jago silat pula.
Dengan sikap halus penuh budi pekerti dan rendah hati, Midun sangat disayangi dan dibela oleh warga kampungnya. Namun, hal itu yang menjadi pemicu konflik utama kisah Sengsara Membawa Nikmat kali ini.
Macak yang keturunan bangsawan merasa Midun tidak pantas diperlakukan dengan baik itu oleh warga kampungnya. Pasalnya, Midun hanya warga biasa yang miskin.
Namun, dalam beberapa hal warga memberikan perhatian lebih kepada Midun, seperti ketika tiba musim panen. Kala itu warga yang datang untuk membantu keluarga Midun mengirik padi lebih banyak ketimbang yang membantu Kacak.
Hal seperti itu membuat emosi Kacak meninggi, setelah sebelumnya ada beberapa perseteruan antara dirinya dengan Kacak. Seperti, ketika pertandingan sepak raga yang digambarkan seperti, sepak bola antara tim Maun, sahabat Midun, melawan tim yang dipimpin Kacak.
Kedengkian Kacak kepada Midun itu kian tinggi karena warga sekitar juga cenderung membencinya. Dia pun berasumsi hal itu terjadi karena Midun menghasut warga sehingga membuat warga sekitar membencinya.
Dengan asumsi itu, Kacak kerap membuat fitnah dan mencurangi Midun, selain itu dia juga kerap memancing emosi saingannya itu dan berharap terlahir perkelahian.