Secara global, insiden TB dunia pada tahun 2015 sebesar 10,4 juta kasus.
Indonesia berada di urutan kedua dari total kasus diseluruh dunia sebesar 10%,
setelah India. Prevalensi TB berdasarkan provinsi yang tertinggi adalah Jawa
Barat (0,7%). Padatnya tingkat hunian di pesantren dapat menimbulkan kondisi
rentan sehingga dianggap memicu banyaknya kasus TB. Pengendalian TB
berbasis masyarakat merupakan salah satu upaya promosi kesehatan dalam
penanggulangan TB. Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak pemberdayaan
santri kader TB terhadap perilaku pencegahan TB di pondok pesantren Garut Jawa
Barat. Metode penelitian kuantitatif dengan desain kuasi eksperimen pada 230
santri sebagai sampel pada masing-masing kelompok intervensi dan kontrol.
Pengumpulan data dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pengumpulan data awal,
setelah itu dilakukan intervensi berupa pelatihan pada 30 santri yang terpilih
sebagai kader TB dengan melakukan penyuluhan dan kunjungan kamar 2 bulan
kemudian dilakukan pengumpulan data akhir. Analisis yang digunakan adalah uji
wilcoxon, mann-whitney dan uji regresi logistic ganda model faktor resiko. Hasil
penelitian membuktikan santri yang mendapat intervensi berpeluang memiliki
perilaku pencegahan baik hampir 3 kali (OR=2,90; 95%CI= 1,9-4,4)
dibandingkan dengan santri yang tidak mendapatkan intervensi setelah dikontrol
jenis kelamin santri.
Globally, the incidence of tb in 2015 amounted to 10.4 million cases. tb ranks inthe 2nd place of the total cases all over Indonesia by 10% after India. The highestprevalence of TB by province is western Java (0.7%,). Tb incidence did not occuronly in the general population, but also arise in certain community such as islamicboarding schools. The density of occupancy in Islamic boarding school can causevulnerable condition causing many cases of tb. Community-based TB control isone of health promotion efforts in TB prevention. This study aims to determinethe impact of Empowerment of Tuberculosis (TB) Against Student CadresBehavior in TB Prevention at Islamic boarding school, Garut, West Java.Quantitative research method with quasi experimental design on 230 students assample in each intervention and control group. Data collection was done 2 times,that is initial data collection, after that do intervention in the form of training at 30students selected as TB cadre by doing counseling and visit room 2 month later todo final data collecting. The analysis used was wilcoxon test, mann-whitney andmultiple logistic regression test of risk factor model. The result of the researchshows that students who have intervention have a good prevention behavioralmost 3 times (OR = 2,90; 95% CI = 1,9-4,4) compared with students who do notget intervention after separation of gender.