Gejolak emosi yang dialami oleh remaja menyebabkan mereka rentan terhadap
berbagai masalah perilaku negatif seperti menurunnya prestasi belajar, tawuran,
kenakalan remaja, putus sekolah dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif (NAPZA) hingga perilaku seks bebas. Di masa seperti sekarang ini,
dimana orangtua sibuk dalam usahanya memenuhi kebutuhan keluarga dengan
bekerja justru peran Guru di sekolah lebih besar perannya dibandingkan dengan
peran orangtua. Dengan porsi pertemuan yang lebih besar dengan murid tentu
para guru juga harus dibekali dengan pengetahuan tentang kesehatan jiwa remaja.
Tesis ini ingin mengetahui peranan Guru BK dalam penanggulangan masalah
kesehatan jiwa remaja siswa-siswi SMP Negeri di Jakarta Timur thun 2014.
Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan desain
studi cross sectional (potong lintang). Populasi dalam penelitian ini adalah Guru
Bimbingan dan Konseling yang berdinas di SMP Negeri di Kota Administratif
Jakarta Timur. Jumlah Guru Bimbingan dan Konseling yang berdinas di SMP
Negeri di Kota Administratif Jakarta Timur sebanyak 293 orang. Sampel yang
diambil berjumlah 110 orang. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri di Kota
administrative Jakarta Timur tempat Guru BK mengajar. Analisis Bivariat
menyimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara Sosiodemografi Guru
BK dengan praktik Guru BK. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan praktik Guru BK dengan p value = 0,001. Tidak ada hubungan yang
signifikan antara sikap Guru BK terhadap masalah kesehatan jiwa remaja dengan
praktik Guru BK dengan p value 0,391. Hasil analisis multivariat menyimpulkan
variabel yang berhubungan bermakna dengan praktik Guru BK adalah
pengetahuan. Diketahuinya adanya hubungan yang kuat antara latar belakang
pendidikan dengan praktik, tetapi tidak signifikan yang berarti fenomena ini hanya
terjadi di sampel, tidak pada populasi
Emotions experienced by adolescents cause them vulnerable to a variety ofnegative behavioral problems such as declining student achievement, brawl,juvenile delinquency, school dropout and abuse of narcotics, psychotropic andaddictive substances (drugs) to free sex. In times like this, where busy parents inmeeting the needs of working families with precisely the role of teachers inschools greater role than the role of a parent. With a larger portion of the meetingwith the students of course teachers should also be equipped with knowledge ofadolescent mental health. This thesis would like to know the role of Guidance AndCounseling Teacher in the response to adolescent mental health problems studentsof Junior High School in East Jakarta in 2014. Design research conducted in thisresearch is to use cross-sectional study design. The population in this study is theGuidance and Counseling Teacher who served in the Junior High School in EastJakarta Administrative City. The number of the Guidance and Counseling teachersin East Jakarta Administrative City is 293 people. Samples taken amounted to 110people. The experiment was conducted at the Junior High School in East JakartaAdministrative City where teachers teach. Bivariate analysis concluded there wasno significant association between sociodemographic of Guidance AndCounseling Teacher with practice. There is a significant relationship betweenknowledge of the practice of Guidance And Counseling Teacher with p value =0.001. There is no significant relationship between of Guidance And CounselingTeacher attitudes toward adolescent mental health problems in Guidance AndCounseling Teacher practices with p value 0.391. Results of multivariate analysisconcluded that the variables significantly associated with the practice of GuidanceAnd Counseling Teacher is knowledge. Knowledgeable strong correlationbetween educational background with practice, but not significant, which meansthis phenomenon only occurs in the sample, not the population