Pendahuluan: Nyeri prosedural atau nyeri akibat prosedural invasif merupakan sumber nyeri yang paling ditakuti dan paling umum oleh anak-anak. Sayangnya, banyak prosedur invasif akan diperlukan untuk diagnosis dan pengobatan penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh VR (Virtual Reality) terhadap perbedan rata-rata skor nyeri prosedural, karakteristik usia sekolah serta jenis kelamin pada anak dengan kanker.
Metode: Penelitian menggunakan desain quasy experimental posttest-only pada 19 pasien kelompok kontrol dan 19 pasien kelompok intervensi. teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan sistem tidak acak (non-probability sampling) dengan cara convenience sampling. Analisis data menggunakan uji T independen.
Hasil: Hasil uji statistika menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan skor nyeri antara kelompok kontrol dengan intervensi (p value 0,019), tidak ada perbedaan signifikan rata-rata skor nyeri antara karakteristik usia sekolah dan usia remaja (p value 0.862), tidak ada perbedaan signifikan rata-rata skor nyeri antara karakteristik jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan (p value 0.223), sehingga dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwasanya ada perbedaan signifikan rata-rata skor nyeri antara kelompok intervensi VR (Virtual reality) dan kelompok kontrol terapi standar rumah sakit dengan teknik distraksi nafas dalam, namun tidak ada perbedaan signifikan rata-rata skor nyeri antara karakteristik usia sekolah dan usia remaja dan tidak ada perbedaan signifikan rata-rata skor nyeri antara karakteristik jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan.
Rekomendasi: Diharapkan penelitian selanjutnya meneliti sampel yang lebih besar dan perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh VR (Virtual reality) terhadap nyeri akibat prosedur lainnya, tempat penelitian dan instrumen skor nyeri yang berbeda.
Procedural pain or pain due to invasive procedures is the most feared and most common source of pain for children. Unfortunately, many invasive procedures will be required for the diagnosis and treatment of the disease. The purpose of this study was to determine the effect of VR (Virtual Reality) on the difference in average procedural pain scores, school-age characteristics, and gender in children with cancer. Methods: The study used a quasy experimental posttest-only design with 19 patients in the control group and 19 patients in the intervention group. The sampling technique used is non-random sampling (non-probability sampling) using convenience sampling. Data analysis used an independent t-test. Results: The results of the statistical test showed that there was a significant difference in pain scores between the control and intervention groups (p-value 0.019), there was no significant difference in the average pain score between school-age and adolescent characteristics (p-value 0.862), there was no mean significant difference - average pain score between male and female sex characteristics (p-value 0.223), so it can be concluded from this study that there is a significant difference in the average pain score between the VR (Virtual reality) intervention group and the standard home therapy control group pain with the distraction technique of deep breathing, but there was no significant difference in the average pain score between school-age and adolescent characteristics and there was no significant difference in the average pain score between male and female sex characteristics. Recommendation: It is hoped that further research will examine a larger sample and a study is needed to determine the effect of VR (Virtual reality) on pain due to other procedures, research locations, and different pain score instruments.