Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model sistem notifikasi interaksi obat otomatis bagi petugas kefarmasian, sehingga dapat segera mengedukasi pasien atau keluarganya. Pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat penting dalam menjamin keselamatan pasien, dan salah satu unit pelayanan yang penting adalah pelayanan kefarmasian, khususnya pelayanan informasi obat (PIO). PIO berfungsi untuk mengidentifikasi obat-obatan dengan kewaspadaan tinggi serta obat-obatan berisiko tinggi sebagai penyebab terjadinya reaksi obat yang merugikan (ROTD) terutama pada usia lanjut, interaksi obat merupakan masalah utama yang perlu mendapat perhatian. Saat ini pendataan dalam penelitian ini diprioritaskan untuk lansia, terdapat 55 orang geriatri yang dirawat, 7 orang terdeteksi bahwa interaksi obat dengan obat lain dalam resep dilakukan melalui review resep secara manual. Memang klinik farmasi tidak selalu salah, tetapi dalam banyak kasus dapat menyebabkan hasil yang negatif atau efektivitas pengobatan yang buruk. Oleh karena itu, pemantauan dan tinjauan diperlukan untuk memvalidasi apakah semua obat masih diperlukan, dan bagaimana reaksi obat dan interaksi obat terjadi. Pemantauan dalam sistem terintegrasi untuk interaksi obat sangat diperlukan dan juga mendidik pasien agar efek obat tidak terganggu. Pengumpulan informasi dan data untuk studi awal dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD). Wawancara mendalam dengan apoteker, asisten apoteker, tenaga promosi kesehatan rumah sakit, dan programmer rumah sakit merupakan kajian mendalam dari hasil FGD. Analisis sistem berdasarkan wawancara menjadi dasar perancangan sistem dengan pendekatan pengembangan sistem, yaitu menggunakan metode prototyping hingga tahap pemodelan. Sedangkan uji kelayakan Sistema menggunakan uji Usability Test dan Technology Acceptance Model (TAM). Metode pengolahan data kuesioner dari studi kelayakan Aplikasi menggunakan program SPSS. Berdasarkan hasil pengujian prototipe sistem notifikasi interaksi obat-ke-obat, sebanyak 53 responden lansia dengan 125 jenis data obat menunjukkan bahwa database prototipe sistem notifikasi interaksi obat-ke-obat lebih banyak ditemukan interaksi obat. dibandingkan proses manual oleh petugas apoteker, sehingga dapat memberikan notifikasi kepada apoteker lebih cepat. Rancangan logis dari sistem notifikasi interaksi obat ini berfungsi sebagai notifikasi kepada petugas apotek saat penginputan resep obat dengan sistem yang terintegrasi, sehingga pasien akan diberikan edukasi yang lebih tepat. Sistem ini dapat mempermudah akses informasi dan efisiensi waktu. Secara teoritis, desain tersebut dapat memberikan solusi yang efisien dan efektif dalam mengidentifikasi obat-obatan yang diberikan secara hati-hati kepada pasien lansia dengan diintegrasikan ke dalam sistem notifikasi interaksi obat di rumah sakit, pasien lanjut usia dapat dengan aman mengonsumsi obat yang diberikan setelah mendapatkan edukasi yang tepat tentang cara penggunaan obat-obatan.
This research aimed to develop an automatic drug interaction notification system model for pharmaceutical officers, so that they can immediately educate patients or families. Medical services in hospitals are especially important in ensuring patient safety, and one of the important service units is the pharmaceutical service, especially the drug information service (DIC). DIC serves to identify high-alert medication as well as high-risk drugs as a cause of adverse drug reactions (ADR) especially in the erderly, drug interaction is a major problem thet needs attention. Currently the data collection in this research prioriting for the elderly, there were 55 geriatric who were being treated, 7 people were detected that drug interactions with other drug in the prescription were given through manual review of prescriptions. Indeed pharmacy clinics are not always wrong, but in many cases it can lead to negative results or poor effectiveness of treatment. Therefore, monitoring and review is needed to validate whether all drugs are still needed, and how drug reactions and drug interactions are present. Monitoring in integrated system for drug interactions is indispensable and also educates patients so that drug effects are not disrupted. The information and data collection for the initial study were conducted through Focus Group Discussion (FGD). In-depth interviews with pharmacists, pharmacist assistants, hospital health promotion staff, and hospital programmers were the in-depth studies of the results of the FGD. The system analysis based on the interviews was the basis for the system design with a systems development approach, that is, using the prototyping method to the modeling stage. While the Sistema feasibility test used the Usability Test and the Technology Acceptance Model (TAM) test. The questioner data processing method from the Application feasibility study used the SPSS program. Based on the results of testing the prototype of drug-to-drug interaction notification system, as many as 53 elderly respondents with 125 types of drug data indicated that the database of the prototype of drug-to-drug interaction notification system discovered more drug interactions than the manual process by pharmacist officers, so as to provide notification to pharmacists more quickly. The logical design of this drug interaction notification system functions as a notification to pharmacy officers when inputting drug prescriptions with the integrated system, so that patients will be given more precise education. This system can simplify the access to information and time efficiency. Theoretically, the design can provide an efficient and effective solution in identifying cautious drugs that are administered to erderly patients by being integrated into the drug interaction notification system of the hospital, elderly patients can safely consume the drugs given after receiving proper education about how to use the drugs.