UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Kriteria Usia Sebagai Prediktor Mortalitas Operatif Pasca Modified Blalock-Taussig Shunt = Age As Operative Mortality Predictor After Modified Blalock-Taussig Shunt

Muammar Riyandi; Oktavia Lilyasari, supervisor; Dafsah Arifa Juzar, supervisor; Budi Rahmat, examiner; Anna Ulfah Rahayoe, examiner; Indriwanto Sakidjan, examiner; Tobing, Daniel P.L., examiner (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018)

 Abstrak

Latar belakang: Modified Blalock-Taussig shunt (MBTS) merupakan prosedur bedah jantung sederhana namun memiliki angka mortalitas cukup tinggi. Karakteristik terutama usia pasien yang menjalani prosedur MBTS di Indonesia berbeda dengan negara lain.
Tujuan: Membandingkan angka mortalitas operatif MBTS berdasarkan kriteria usia dan  mengidentifikasi faktor prediktor mortalitas operatif dan morbiditas pascaoperasi MBTS.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif mortalitas pada 400 pasien yang menjalani operasi MBTS di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
Hasil: Mortalitas berdasarkan kriteria usia yaitu 32,1% pada usia ≤ 28 hari, 19,9% pada usia 29-365 hari, 3,6% pada usia 366-1825 hari dan 8% pada usia > 1825 hari. Berat badan kurang dari 3 kg, kadar hematokrit lebih dari 45% sebelum operasi dan kadar activated partial thromboplastine time (aPTT) < 60 detik sebagai prediktor mortalitas. Transfusi packed red cell  (PRC) > 6 ml/kg, penggunaan ventilasi mekanik dan penggunaan prostaglandin preoperasi dan kadar aPTT < 60 detik 4 jam pasca operasi terbukti sebagai prediktor morbiditas.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna angka mortalitas pascaoperasi berdasarkan usia. Kriteria usia tidak terbukti sebagai prediktor mortalitas. Berat badan < 3 kg meningkatkan mortalitas. Prediktor morbiditas pascaoperasi adalah transfusi PRC > 6ml/kg, penggunaan ventilator, penggunaan prostaglandin dan kadar aPTT < 60 detik.

Background: Modified Blalock-Taussig shunt (MBTS) is a simple procedure but has a considerable operative mortality rate. Patient’s characteristics who underwent MBTS in Indonesia is different than other country. There was no predictor of operative mortality has been identified in Indonesian.
Objectives: To compare mortality rate based on age criteria and to identify mortality and morbidity predictors after MBTS procedure.
Methods: A retrospectively cohort study was conducted on 400 patients who underwent MBTS at National cardiovascular center Harapan Kita (NCCHK).
Results: There were 32,1% death at age ≤ 28 days, 19,9% at age 29-365 days, 3,6% at age 366-1825 days and 8% at age > 1825 days. Body weight < 3 kg, haematocrite level > 45% before procedure and activated partial thromboplastine time level (aPTT) < 60 seconds were operative mortality  predictors. Packed red cell  transfusion (PRC) > 6 ml/kg, mechanical ventilator and prostaglandin E1 use before procedure, aPTT level < 60 seconds after procedure were identified as postoperative morbidity predictors.
Conclusion: age was not proven as an operative mortality predictors. Body weight < 3 kg increase mortality rate. Postoperative morbidity predictors were PRC transfusion > 6ml/kg, aPTT level < 60 seconds, mechanical ventilator and prostaglandine E1 use.

 File Digital: 1

Shelf
 T-Muammar Riyandi.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xi, 47 pages : illustration
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-pdf 15-23-76838972 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920533634
Cover