UI - Tugas Akhir :: Kembali

UI - Tugas Akhir :: Kembali

Hibriditas Dan Resistensi Masjid Jami Cikini Al Makmur Jakarta Pada Abad XX: Tinjauan Arkeologis = "Hybridity And Resistance Of The Jakarta Jami Cikini Al Makmur Mosque In The XX Century:An Archaeological Review"

Anwar Hafidz Al Kautsar; Wanny Rahardjo Wahyudi, supervisor; Nasution, Isman Pratama, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023)

 Abstrak

Masjid Jami Cikini Al Makmur merupakan masjid yang terletak di daerah Cikini Jakarta Pusat yang selesai didirikan pada tahun 1932 dengan prakarsa tokoh-tokoh muslim nasional yang ditujukan untuk menampung jumlah jamaah yang lebih banyak dan menghindarkan konflik dengan perusahaan Belanda terhadap keberadaan masjid. Masjid ini memiliki keragaman arsitektur dan ornamen yang mendapatkan pengaruh dari beberapa unsur budaya, sehingga diketahui terdapat sebuah hibriditas yang merupakan bentuk transformasi akibat adanya interaksi antar kelompok budaya. Namun, dari beberapa unsur budaya yang berinteraksi terdapat dominasi budaya sehingga muncul pertentangan sebuah kelompok yang disebut budaya resistensi. Penelitian ini membahas bagaimana bentuk hibriditas di Masjid Jami Cikini Al Makmur pada abad ke-20 berdasarkan komponen variasi bentuk arsitektural dan ornamental serta mengungkapkan budaya resistensi yang terdapat pada bangunan masjid tersebut sebagai bentuk pertentangan terhadap adanya dominasi budaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada penelitian arkeologi oleh Robert H Sharer dan Wendy Ashmore (2003) meliputi: formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi, dan publikasi. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan survei secara langsung pada bangunan Masjid Jami Cikini Al Makmur. Hasil penelitian menunjukan terdapat unsur hibriditas pada bentuk arsitektur dan ornamental yang berasal dari unsur budaya lokal yakni budaya Jawa dan Betawi serta unsur budaya asing seperti budaya Arab, Cina dan juga Eropa. Sedangkan bentuk resistensi didasarkan pada penggunaan atap tumpang limasan dan tiang saka guru yang merujuk pada unsur budaya Jawa yang digunakan sebagai perlawanan dominasi bentuk bangunan bergaya kolonial di wilayah Cikini. Dari Hal tersebut dapat diketahui bahwa interaksi budaya dapat menghasilkan sebuah percampuran budaya pada bentuk arsitektur bangunan dan ornamen yang menghiasinya, serta bentuk perlawanan terhadap dominasi budaya dapat ditunjukkan melalui berdirinya sebuah bangunan agar eksistensi jati diri dari unsur budaya dapat terlihat.

The Jami Cikini Al Makmur Mosque is a mosque located in the Cikini area, Central Jakarta, which was completed in 1932 with the initiative of national Muslim figures aimed at accommodating a larger number of worshipers and avoiding conflicts with Dutch companies over the existence of mosques. This mosque has architectural diversity and ornaments that are influenced by several cultural elements, so it is known that there is a hybridity which is a form of transformation due to interaction between cultural groups. However, from several interacting cultural elements there is cultural domination so that there is opposition to a group called resistance culture. This research discusses the form of hybridity at the Jami Cikini Al Makmur Mosque in the 20th century based on the components of architectural and ornamental form variations and reveals the culture of resistance contained in the mosque building as a form of opposition to cultural domination. The methods used in this research refer to archaeological research by Robert H Sharer and Wendy Ashmore (2003) including: formulation, implementation, data collection, data processing, analysis, interpretation, and publication. Data collection was carried out by literature study and direct survey of the Jami Cikini Al Makmur Mosque building. The results showed that there were elements of hybridity in architectural and ornamental forms derived from local cultural elements, namely Javanese and Betawi cultures and foreign cultural elements such as Arabic, Chinese and European cultures. While the form of resistance is based on the use of pasan overlapping roofs and saka guru poles that refer to Javanese cultural elements that are used as resistance to the dominance of colonial-style building forms in the Cikini area. From this it, can be seen that cultural interaction can produce a mixture of cultures in the form of building architecture and ornaments that decorate it, and a form of resistance to cultural domination can be shown through the establishment of a building so that the existence of the identity of cultural elements can be seen.

 File Digital: 1

Shelf
 TA-Anwar Hafidz Al Kautsar.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tugas Akhir
No. Panggil : TA-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : x, 57 pages
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
TA-pdf 16-24-56497026 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920534849
Cover