Penelitian ini adalah mengenai inovasi layanan permohonan Penerbitan
paspor melalui website pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Barat. Dalam
penelitian ini juga dianalisis alasan dan faktor yang melandasi mengapa inovasi
layanan permohonan Penerbitan paspor melalui website kurang terdifusikan
secara maksimal.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif di mana akan berusaha
untuk menggambarkan fakta-fakta mengenai proses komunikasi yang dilakukan
untuk menyebarkan inovasi layanan permohonan penerbitan paspor melalui
website, menjelaskan keadaan dari objek penelitian, dan membuktikan teori difusi
inovasi yang dikemukakan oleh Rogers dengan mendapatkan sebagian besar data
dari responden. Pisau bedah yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan empat dimensi difusi inovasi yang dikemukakan oleh Rogers, yaitu
inovasi, saluran komunikasi, jangka waktu, dan sistem sosial. Sampel dalam
penelitian ini adalah responden yang telah menggunakan inovasi layanan
permohonan penerbitan paspor melalui website. Informan dalam penelitian ini
adalah para pejabat yang terkait dengan masalah Penerbitan paspor di Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Barat. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) Mayoritas responden
memberikan pendapat bahwa inovasi layanan permohonan penerbitan paspor
melalui website mempunyai keuntungan yang relatif tinggi, dengan tingkat
kompatibilitas, triabilitas, obserabilitas yang tinggi dan tingkat kompleksitas yang
rendah. 2) Akan tetapi layanan ini kurang terdifusikan secara maksimal karena
Kantor Imigrasi Jakarta Barat belum melaksanakan promosi baik itu melalui
media massa maupun media interpersonal secara maksimal. 3) kendala utama
yang dihadapi dalam masalah ini adalah rendahnya komitmen dari Kantor
Imigrasi Jakarta Barat untuk melakukan sosialisasi tentang inovasi, belum adanya
anggaran untuk melakukan sosialisasi, dan masih kentalnya unsur birokrasi yang
hierarkis dalam melakukan pelayanan publik.
Hasil penelitian menyarankan bahwa Kantor Imigrasi Jakarta Barat perlu
untuk lebih menggencarkan usaha promosi inovasi kepada masyarakat, perlu
ditingkatkan kesadaran dan komitmen agen pembaharu untuk lebih
menyebarluaskan inovasi dan perlu adanya suatu langkah untuk memasukkan
semangat kompetisi dalam menjalankan birokrasi demi mewujudkan pelayanan
prima kepada masyarakat.
The research is about analyzing respondent’s opinion on the innovation ofpassport application using website in Immigration Office Class I West Jakarta.The research also analyses the reasons as well as factors underlying the fact thatservice innovation an passport application through website is less diffusedexellently.The research adopts quantitative method as it is regarded suitable for theresearch where it enables the researcher to illustrate the facts dealing withcommunication process carried out to diffuse service innovation on paspportaplication through website, describe the condition of the research object andprove Rogers’s Theory of diffusion of innovation by gaining most of the datafrom the respondents. The research uses four elements of Rogers’s Diffusion ofInnovation Theory, which are innovation, communication channel, time, andsocial system. However, in the element of social system, the researcher focusesmore on adopter characteristic and change agents. Sample of this research arepeople who have used service innovation on passport application through website.The informants involved in the research are officials who are related to passportissuance matters in the Immigration Office Class I West Jakarta. Data collection isconducted by distributing questionnaire and conducting in depth interview.The research results conclude that: 1) the majority of the respondents saidthat service innovation on paspport application through website processes highrelative profit, with high level of compatibility, triability, and observability andlow level of complexity. They also stated that the service innovation offerspositive values and profit in terms of passport application voiewed from the quickannual decision making process. 2) Nonetheless, the service is less diffusedexcellently due to the lack of promotion performed by West Jakarta ImmigrationOffice, neither in mass media nor interpersonal media, optimally. In addition, itonly relied on information board as a media to deliver information on innovation.3) Main obstacles faced in this case are the low level of commitment from WestJakarta Immigration Office to conduct socialization on innovation, the absence ofbudget to conduct socialization, and the stong hierarchical bureaucratic element inthe implementation of public service.The research resuts suggest that Immigration Office Class I West Jakartaneeds to promote the service innovation unceasingly to the society, increase theawareness and commitment of reformer agents in order to diffuse innovation, andcreate a step to insert spirit of competition in implementing bureaucracy toachieve service quality to the society.