Mortalitas 30 hari pascaoperasi CABG di RSCM mencapai 13,96%. Angka ini jauh lebih besar dari mortalitas di Amerika Serikat 2% dan Pakistan 3,4%. Perbedaan yang besar ini menimbulkan pertanyaan adakah prediktor mortalitas lain selain yang terdapat pada EuroSCORE dan STS yang dapat menjadi prediktor mortalitas 30 hari pascaoperasi CABG di Indonesia. Penelitian ini berusaha mengetahui peran determinan praoperasi seperti yang terdapat pada EuroSCORE dan STS, determinan intraoperasi, dan pascaoperasi terhadap mortalitas 30 hari pascaoperasi CABG. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif menggunakan data sekunder rekam medis pasien berusia > 18 tahun yang menjalani operasi CABG di Pusat Jantung Terpadu, Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2012-2015. Analisis dilakukan secara multivariat regresi Cox untuk mendapat model akhir hubungan antara deteminan pra-, intra-, pasca-, dan perioperasi dengan mortalitas pascaoperasi CABG. Penelitian ini menunjukkan bahwa Terdapat hubungan antara disfungsi neurologi, disfungsi ginjal, disfungsi ventrikel kiri, lama klem aorta, durasi operasi, trombositopenia pasca operasi dan pemasangan IABP pasca operasi dengan HR (IK 95%) berturut-turut: 5,63 (2,18-14,49); 3,49 (1,30-9,42); 3,07 (1,30-7,23); 4,00 (1,62-9,88); 3,03 (1,08-8,49); 3,37 (1,40-8,14) dan 9,56 (4,03- 22,67). Di samping prediktor praoperasi yang sudah standar, lama klem aorta, durasi operasi, trombositopenia pascaoperasi dan pemasangan IABP pascaoperasi merupakan determinan yang perlu dipertimbangkan dalam memprediksi mortalitas 30 hari pascaoperasi CABG.
Thirty-day mortality after CABG surgery in dr. Cipto Mangunkusumo Hospital is 13.96%, higher than in the US (2%) and Pakistan (3.4%). This huge difference suggests that there are other predictors beside those included in EuroSCORE dan STS. This research aimed to determine the role of preoperative, intraoperative, postoperative, and perioperative determinants of CABG surgery in 30-day mortality after the procedure. This was a retrospective study using secondary data from medical record of patients who underwent CABG in Comprehensive Heart Care Centre, dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital in 2012-2015. Data were analysed using regresi Cox multivariate. This research showed that age, neurological dysfunction, renal dysfunction, left ventricle dysfunction, aortic clamp time, surgery duration, low platelet after surgery, and IABP support after surgery were associated with 30-day mortality after CABG with HR (95% CI) : 5,63 (2,18-14,49); 3,49 (1,30-9,42); 3,07 (1,30-7,23); 4,00 (1,62-9,88); 3,03 (1,08- 8,49); 3,37 (1,40-8,14) and 9,56 (4,03-22,67). In conclusion, besides scoring model determinants, low platelet count and administration of IABP after surgery should be considered as predictors of 30-day mortality after CABG.