Kompetensi pegawai merupakan hal yang krusial dalam menentukan sukses tidaknya organisasi dalam menjawab tantangan perubahan lingkungan, seperti yang terjadi di PT. X. Dimana perusahaan ini seakan belum siap dalam menyambut keadaan pasca pandemi. Hal ini diketahui dari masih adanya pegawai yang kurang kompeten. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis kesiapan kompetensi widyaiswara di PT. X dalam menghadapi transisi pembelajaran berbasis blended learning, serta melakukan Analisis Kebutuhan Diklat (AKD) terkait pelatihan yang dapat menunjang kesiapan kompetensi widyaiswara di PT. X dalam menghadapi pembelajaran berbasis blended learning. Metode penelitian ini merupakan deskriptif – kuantitatif karena dalam proses pengumpulan, pencarian dan perolehan data berfungsi untuk menggambarkan keadaan nyata (real) atau sebenarnya di lapangan dengan bantuan instrumen berupa kuesioner. Berdasarkan analisis didapatkan bahwa kesiapan kompetensi widyaiswara sebagai fasilitator dengan kategori tidak mampu mendapatkan skor 11%, kategori cukup mendapatkan skor 14%, kategori mampu mendapatkan skor 49%, dan kategori sangat mampu mendapatkan skor 23%. Interpretasi dari diagram batang didapati sebanyak 7 orang membutuhkan pelatihan merancang usulan bahan pembelajaran dalam blended learning, 13 orang membutuhkan pelatihan merancang desain berpikir pelatihan, 9 orang membutuhkan pelatihan membuat konten pembelajaran, 12 orang membutuhkan pelatihan assessment dalam blended learning dan 10 orang membutuhkan pelatihan menjadi fasilitator blended learning profesional. Berangkat dari fenomena tersebut PT. X harus segera mengoptimalkan proses analisis kebutuhan diklat agar dapat mendorong organisasi bergerak lebih dinamis menghadapi tantangan ke depan.