Pendahuluan: Computer Vision Syndrome (CVS) merupakan penyakit yang muncul sejak perkembangan teknologi diabad ke-21 dengan tingkat prevalensi kejadian secara global sebesar 60 juta dan kerugian Rp192 trilliun setiap tahunnya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor individu, lingkungan dan komputer serta faktor risiko dominan dengan kejadian CVS pada staf POLRES Metro Jakarta Pusat tahun 2020. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan studi potong lintang dengan jumlah sampel 92 staf kepolisian yang bertugas di markas besar POLRES Metro Jakarta Pusat dan waktu penelitian pada bulan Juni 2020. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen kuesioner dan pengukuran lingkungan langsung menggunakan lux meter dan RH index. Analisis deskriptif dengan melihat frekuensi serta proporsi, uji kai kuadrat memunculkan nilai odd ratio dan uji regresi logistik ganda. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan pada semua variabel dari faktor individu, lingkungan dan komputer dengan kejadian CVS. Walaupun begitu, terdapat empat variabel yang menjadi faktor risiko dengan kejadian CVS diantaranya kelainan refraksi (OR=1,65), perilaku merokok (OR=1,89), kelembaban (OR=2,5) dan jenis monitor (OR=1,11). Analisis multivariat menunjukkan kelembaban ruang kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian CVS (p=0,04) dan merupakan faktor risiko dominan (OR=2,5). Kesimpulan: Terdapat empat faktor risiko yang dapat menyebabkan kejadian CVS pada staf POLRES Metro Jakarta Pusat. Saran: Pengendalian faktor risiko kejadian CVS perlu dilakukan oleh pihak POLRES Metro Jakarta Pusat melalui berbagai program promosi kesehatan dan kebijakan terkait kesehatan dan keselamatan kerja
Introduction: Computer Vision Syndrome (CVS) is one of the emerging diseases in the 21st century because of advanced technology with the global prevalence around 60 million from various population characteristics and could cause an economic burden equivalent to 192 trillion rupiah. Objective: This study aims to determine the relationship of individual, environmental, and computer factors as well as the dominant risk factor with the occurrence of CVS in the Central Jakarta Metropolitan Police Officers in 2020. Method: This study uses a cross-sectional study approach with a sample of 92 police officers who are serving at the headquarters with the research time along June 2020. Data were collected through questionnaire and direct environmental measurements using lux meter and RH Index. Descriptive statistics (chi square) and binary logistic regression were carried out to compute frequencies, proportion, relevant associations and dominant risk factors. Results: The results showed there was no significant relationship on all variables from individual, environment, and computer factors with the occurrence of CVS. Nevertheless, there are four variables that are risk factors for CVS such as refractive errors (OR=1.65), smoking behavior (OR=1.89), humidity (OR=2.50), and computer monitor type (OR=1.11). Multivariate analysis showed that humidity had a significant relationship with CVS (p=0,04) and a dominant risk factor (OR=2.5). Conclusion: There are four risk factors that can cause CVS occurrence in the police officers at the Central Jakarta Metropolitan Police Headquarters. Suggestion: Risk factors for CVS at the Central Jakarta Metropolitan Police Headquarters need to be done through various health promotion programs and policies related to occupational health, environmental, and safety.