Identitas sebagai pemimpin perlu menjadi metacompetencies untuk identifikasi dan evaluasi pimpinan. Meta competencies ini terdiri dari (1) kesadaran diri akan identitasnya sebagai pemimpin (mampu dan mau berperan di organisasinya demi kepentingan organisasi dan bukan sekedar pencapaian posisi); (2) pemahaman akan kemampuan dan batas kemampuan diri; (3) penghayatan akan peran anggota organisasi untuk pencapain tujuan bersama. Pengembangan meta competenciesini perlu diberikan kepada pimpinan ataupun anggota organisasi lainnya agar setiap anggota organisasi mengambil peran aktif di tugasnya masing-masing. Secara khusus, pengembangan identitas sebagai pemimpin juga perlu dilakukan bagi perempuan agar perempuan bisa mengembangan identitas yang sinergis antara identitasnya sebagai perempuan dan identitasnya sebagai pemimpin. pemimpin perlu, secara sadar, memiliki beberapa orang di sekitarnya yang masih mau (berani) dan mampu untuk memberikan kritik, input dan mengungkapkan perbedaan pendapat terhadapnya. Hal ini terutama penting untuk pemimpin dengan sejarah keberhasilan yang tinggi. Pemimpin perlu menyadari bahwa keberhasilan yang berkepanjangan, secara alamiah, berpotensi menimbulkan hubris yang berdampak mematikan bagi organisasi. Pemimpin perlu mengambil langkah konkrit dengan memastikan ada kelompok orang yang akan mau dan mampu untuk mengkritiknya.